Jumat, 08 Juni 2012

Teknik Menguasai Panggung


MASTERING YOUR STAGE
(TEKNIK MENGUASAI PANGGUNG)

Teknik Menguasai Panggung 
Setiap orang sesederhana apapun perannya dalam kehidupan sehari-hari memiliki panggungnya masing-masing. Dalam arti luas panggung bisa diibaratkan suatu situasi atau kondisi yang ada di sekililing kita yang memberikan pengaruh pada diri kita di mana sedikit banyak kita juga ikut mempengaruhi dan mewarnai situasi dan kondisi tersebut.

  1. Meningkatkan Karisma Pribadi
Untuk menguasai panggung, karisma pribadi mutlak harus dimiliki seorang pembicara. Dengan karisma yang tinggi, pembicara mampu memberikan pengaruh luar biasa pada seluruh panggung sehingga hadirin mampu menyerap setiap informasi dan memberikan respon positif sesuai target yang ingin dicapai.
Seseorang bisa memiliki karisma yang tinggi apabila dapat memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan sebagai berikut:
a.      Kecerdasan
Tingkat kecerdasan seseorang bisa dinilai dari cara orang tersebut bicara dan menyampaikan pendapat. Karena itu, biasakan selalu mengungkapkan gagasan dan ide-ide cerdas sehinggan hadirin dengan sendirinya akan memberikan apresiasi yang tinggi pada kita. Banyak membaca adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kcerdasan kita.
b.      Kedewasaan Sosial
Untuk meningkatkan karisma yang tinngi, cobalah bergaul dengan lingkungan bisnis atau lingkungan sosial yang terhormat. Terbiasa mengikuti seminar, konferensi atau pertemuan yang dihadiri kalangan tingkat tinggi dengan begitu akan bisa membantu meningkatkan kedewasaan sosial. Dengan mengikuti aktivitas-aktivitas sosial yang baik, maka perilaku, cara bicara dan gaya keseharian kita, termasuk cara berpakian akan mengikuti tingkatan sosial dari aktivitas tersebut.
c.       Kedewasaan Emosional
Kedewasaan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan perasaannya. Kemampuan emosional dicirikan dengan kemampuan kita menerima kririk serta stabilitas perasaan kita saat menghadapi situasi-situasi yang tidak menyenagkan. Kedewsaan emosional perlu dilatih. Sehingga saat kita menghadapi situasi panggung yang tidak menyanangkan, kita akan bisa mengontrol diri kita dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi situasi tersebut.
d.      Kepercayaan Diri
Seorang pembicara harus mampu menjadi dirinya sendiri dan merasa nyaman atas dirinya. Kenyamanan diri ini bisa diartikan juga sebagai kepercayaan diri yang tinggi. Kita bisa memiliki karisma bila kita yakin dan percaya dengan kemampuan diri sendiri.
e.       Kemampuan Membangun Relationship
Seorang pembicara sangat menghargai kebutuhannya untuk bekerja dengan orang lain dan sangat respek terhadap orang lain secra individual. Mereka cenderung menggunakan kemampuan komunikasinya untuk mengembangkan perasaan untuk kerjasama saling menguntungkan dan dukungan terhadap orang lain. Keahlian membangun relasi dengan semua golongan dan tingkatan akan meningkatkan karisma seorang pembicara.
f.        Keahlian Komunikasi
Dengan mempelajari semua keahlian komunikasi dan melatihnya secara konsisiten akan membantu meningkatkan karisma pribadi saat berhadapan dengan hadirin.
g.      Motivasi dan Semangat
Pembicara adalah pemimpin panggung. Oleh karenanya dia harus memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dan menyalurkannya pada hadirin. Bila kita bersemangat, kata-kata kita menjadi lantang dan body language kita panuh energi. Dengan sendirinya karisma dalam diri kita akan muncul.
h.      Integriras dan Kejujuran
Seorang pembicara harus mampu membangun hubungan saling percaya antar dirinyan dan hadirin melalui tindakan yang benar. Dia juga harus memperlihatkan konsistensinya yang tinggi dan kejujuran adalah kombinasi efektif dalm membangun karisma pribadi.
i.        Empati dan Respek
Jadikan empati atau respek pada orang lain sebagai kekuatan kita dalm pergaulan dan komunikasi sehari-hari. Dengan begitu karisma pribadi dapat terbentuk seiring dengan tingginya penilaian dan penghargaan orang lain terhadap kepribadian kita.

  1. Membangun Kreadibilitas Seorang Pembicara
Kreadibilitas bisa diibaratkan suatu prestasi. Prestasi yang dibangun di mana setiap aspek dalam diri kita merupakan teladan bagi orang lain.
            Kreadibilitas tidak bisa muncul dalam waktu yang singkat. Kreadibilitas dibangun dalam jangka waktu yang panjang. Hal tersebut karena kreadibilitas berkaitan dengan kepercayaan orang terhadap kita. Kreadibilitas harus tetap dijaga dan terus ditingkatkan sehingga kepercayaan orang pada kita semakin tinggi.
            Syarat utama membangun kreadibilitas di mata lawan bicara adalah sebagai berikut:
a.      Tunjukkan bahwa kita orang yang konsisten. Konsistensi adalah hal yang paling utama dal menunjukkan kreadibilitas. Orang tidak akan pernah memprcayai orang lain yang tidak memiliki prinsip, perilaku atau karakter yang berubah-ubah.
b.      Bersikaplah jujur di setiap situasi. Peganglah kata-kata seperti mempertahankan nyawa. Sekali berkata, itulah yang harus dilakukan. Sebab kebohongan adalah angin paling berbahaya yang bisa menghancurkan bangunan kepercayaan orang.
c.       Bangunlah kreadibiitas dengan menjaga citra, sikap, perilaku, dan gaya berpakaian. Tunjukkaan bahwa kita pembicara yang kompoten dan bisa dipercaya. Cara berdiri, berjabat tangan, berbusana, bahkan cara kita tersenyum akan menunjukkan seberap tinggi kreadibilitas kita.
d.      Jadilah pembicara yang memiliki dan mempertahankan prinsip. Memegang prinsip adalah kunci untuk menghindarkan kita dari kesalahan yang fatal. Mungkin orang menganggap kita keras kepala dan kuno karena terlalu memegang prinsip. Tetapi prinsip itulah yang sesungguhnya membuat orang percaya pada kita.
e.       Berbicaralah apa adanya. Jangan ragu-ragu mengakui kekurangan diri dan meminta maaf. Orang yang mau mengakui kekurangan diri, berbicara apa adanya, dan tidak segan-segan meminta maaf apabila terjadi keslahan yang disebabkannya, akan menjadi orang yang istimewa di hadapan siapa saja. Itu aka menjadi suatu bekal paling utama dalam membangun sebuah kepercayaan.

  1. Meningkatkan Kemampuan Persuasif
Kemampuan persuasif (power of persuasion) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain agar mengikuti ide, gagasan, dan pendapat yang ingin disampaikannya. Kekuatan persuasif merupakan syarat mutlak bagi seorang pembicara untuk mampu menguasai panggung hadirin.
            Prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami dan dikuasai agar mampu membujuk atau mempengaruhi hadirin adalah:
a.       Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka berpikir kita memilliki kedudukan, status atau pendidikan yang lebih tinggi dibanding mereka.
b.      Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka melihat ada imbalan atau keuntungan yang mereka dapatkan dari apa yang kita bicarakan.
c.       Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi kalau mereka menganggap kita memahami dan mau mengerti pemikiran dan kondisi mereka.

MENGUASAI PANGGUNG DALAM BERAGAM SITUASI
Seorang pembicara harus mampu menyelesaikan diri dalam beragam situasi. Tidak hanya dalam forum formal tetapi juga dalm lingkungan informal. Lingkungan tersebut termasuk di lingkungan, lingkungan bisnis seperti meeting atau konferensi, lingkungan sosial informal maupun lingkungan umum.

1.    Menguasai Panggung di Lingkungan Pekerjaan
Di lingkungan seperti ini, seorang pembicara harus mampu membedakan bagaimana cara berkomunikasi dengan atasan, teman sejawat, dan dengan bawahan.
Beberapa tips penguasaan panggung yang bisa kita terapkan dalam lingkungan kerja adalah:
a.    Lakukan komunikasi secara singkat dan jelas to the point pada apa yang ingin disampaikan. Komunikasi yang kurang jelas dan bertela-tela akan menyebabkan inti permasalahan yang ingin kita sampaikan menjadi kabur.
b.   Hargailah lawan bicara kita. Perlakukan atasan, rekan maupun bawahan dengan hormat dan sopan sehingga komunikasi kita bisa berjalan lancar.
c.    Tempatkan diri pada posisi lawan bicara. Upayakan agar kita berkomunikasi sejalan dengan cara berpikir mereka.
d.   Batasi komunikasi agar tidak terlalu formal. Jangan membahas hal-hal sensitif yang mungkin akan menyinggung rekan kerja.
e.    Cara tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh atasan, rekan, maupun bawahan. Bicarakan topik-topik yang mereka sukai. Kalau teman kita suka sepak bola, tidak ada salahnya membahas sepak bola terlebin dahulu sebelum nerkomunikasi, dsb.

2.    Menguasai Panggung di Lingkungan Bisnis Formal
Di lingkunaga bisnis, kemampuan public speaking telah menjadi persyaratan mutlak. Pertemuan-pertemuan seperti meeting, seminar, workshop, konferensi dan sebagainya telah menjadi hal yang bersifat umum diadakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat berada di lingkungan bisnis formal adalah:
a.  Perhatikan penampilan. Hal ini akan membantu meningkatkan gambaran diri di mata rekan bisnis.
b.   Bersosialisasi sebelum acara formal dimulai. Ini akan membantu mencairkan suasana apalagi kalau kita menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut.
c. Persiapkan segala sesuatunya dengan detail. Selalu siap dengan jawaban, apapun pertanyaannya. Karena itu kuasailah materi persentasi agar benar-benar muncul sebagai sosok yang lebih profesional.
d.   Jangan pernah tergantung pada teknologi. Persiapkan segala sesuatunya dan bersiaplah untuk hal terburuk. Gangguan peralatan jangan sampai membuat presentaasi menajadi terganggu.

3.    Menguasai Panggung di Lingkungan Bisnis Semi-Formal
Beberapa perusahaan sudah banyak yang menggunakan coctail party sebagai bentuk semi informal. Jadi sebagai pembicara, kita pun harus mempersiapkan diri untuk suasana-suasana seperti ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengikuti pertemuan semi informal adalah:
a.    Hindari pakaian terlalu formal sebab nanti akan terlihat kaku.
b.    Berbicara dengan cara yang lebih rileks.
c.    Bila perlu, ikutilah bincang-bincang dalam elompok kecil yang dapat membantu untuk networking.
d.   Perhatiakan sikap, bicaralah dengan suara yang pantas dan tempo yang tepat.
e.    Belajarlah menjadi pendengar yang baik. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Simak dan bersabarlah di saat orang lain berbicara. Dengan begitu orang akan merasa dihargai dan memberikan “nilai” yang baik pada kita.
f.     Bila sedang minum, upayakan selalu memegang gelas minuman di tangan kiri sehingga tangan kanan bisa bebas bersalaman dengan siapapun.
g.    Jangan bicara sambil makan. Kunyah dulu makanan sampai habis baru bicara. Kalau memang merasa lapar, cari tempat yang kosong di mana kita tidak terganggu saat menghabiskan makanan.
h.    Biasakan bersalaman dengan genggaman erat untuk kondisi yang akrab.

4.    Menguasai Panggung di Lingkungan Sosial
Sebagai mahluk sosial, seringkali kita diharuskan mengikuti acara-acara yang bersifat informal dari mulai undangan makan malam, reuni, ulang tahun, sampai pertemuan keluarga. Semua itu membutuhkan penguasaan panggung yang tepat. Apalagi bila ternyata dalam pertemuan tersebut banyak orang yang belum kita kenal.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengikuti pertemuan sosial adalah:
a.    Pilih pakaian yang semi-formal dan sesuaikan dengan forum yang akan kita hadiri.
b.    Dengan sikap yang baik lakukan percakapan ringan.
c.    Jangan ragu untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
d.   Banyak tersenyum pada orang-orang di sekeliling kita. Ingat senyum adalh pembuka yang efektif dalam sebuah percakapan.
e.    Buat percakapan yang seimbang antara menceritakan tentang diri sendiri dengan mendengarkan atau memberikan reaksi kepada lawan bicara.
f.     Fokus pada lawan bicara. Jangan sambil melihat-lihat jam atau memainkan telepon seluler apalagi melihat orang-orang lain yang ada di ruangan tersebut. ini akan membuat lawan bicara kehilangan minat terhadap pembicara.

5.    Menguasai Panggung di Lingkungan Umum
Di lingkungan umum seperti stasiun kereta, halte bis, supermarket, dan sebagainya, diperlukan cara penguasaan panggung tersendiri. Beberapa tips untuk berada di lingkungan umum adalah:
a.    Hindari untuk menyentuh orang yang tidak di kenal.
b.    Jangan menanyakan atau membicarakan hal-hal yang bersifat terlalu pribadi sebelum mengenal betul siapa yang kita ajak bicara.
c.    Dengan orang yang asing. Tidak perlu memperkenalkan diri sama sekali kecuali bila diajak bicara.
d.   Perhatikan lawan bicara, penampilan maupun gaya bicaranya. Pikirkanlah apakah akan bermanfaat melakukan pembicaraan dengannya. Bila tidak, tidak perlu menanggapi terlalu jauh.
e.    Jangan pernah mempercayai apapun ayng dikatakan orang asing. Lakukan pengecekan dengan saksama terhadap perkataannya. Apabila terbukti benar, kita bisa berkomunkasi lebih lanjut.




TEKNIK MENGUASAI PANGGUNG DI LINGKUNGAN PRESENTASI
Saat presentasi, seorang pembicara dituntut untuk mampu menguasai panggung. Dalam presentasi formal, panggung bisa diartikan ruangan atau tempat kita presentasi yang meliputi hadirin, tata letak ruangan termasuk pendukung.
1.    Penguasaan Suara
Salah satu inti presentasi adalah suara. Suara kiat harus mampu “menaklukkan” seluruh hadirin yang hadir.
Suara pembicara yang keras dan lantang akan sangat mempengaruhi keberhailan dalam menguasai panggung.
Jadi untuk menguasai panggung melalui suara, hal yang harus diperhatikan adalah:
·      Periksa apakah suara kita  etrdengar cukup jelas sampai ke ujung ruangan. Kalau tidak, cek kembali pengeras suara dan pastikan suara yang kita keluarkan terdengar jelas.
·      Bila sura tidak mampu meliputi seluruh ruangan atau etrdengar kurang jelas, maka saat presentasi kita bisa berdiri di tengah-tengah ruangan atau berjalan ke depan dan ke belakang sehingga suara bisa di dengar oleh seluruh hadirin.
·      Berikan satu dua pertanyaan pada hadirirn yang ada di belakang untuk memastikan seluruh hadirin tetap memperhatikan presentasi. Kalau perlu libatkan seluruh hadirin ke dalam aktivitas bersama seperti games atau simulasi.
·      Gunakan musik sebagai alat untuk menguasai panggung. Memperdengarkan lagu yang energik di sela-sela presentasi akan meredam suara obrolan atau gangguan dari luar sehingga hadirin akan tetap fokus pada kita.
2.    Penguasaan Ruang
Seluruh ruangan adalah panggung kita. Jangan pernah menganggap bahwa panggung tempat kita berdiri hanyalah di bagian depan ruangan saja. Ini akan membatasi gerak langkah kita saat presentasi. Pastikan seluruh ruangan berada dalam jangkauan kaki kita.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalm penguasaan ruang:
a.    Camkan bahwa ruang presentasi adalah mili kita di mana kita bebas untuk bergerak ke manapun untuk menjadikan presentasi kita lebih dinamis.
b.    Kuasailah ruang. Jangan hanyaa berdiri di satu sisi atau di satu sudut ruangan saja. Pindahlah ke sisi yang lain. Jadikan seluruh ruangan sebagai tempat kita bereksplorasi.
c.    Ingatlah bahwa hadirin memiliki keterbatasan pandangan untuk melihat pembicara (apalagi jika hadirinnya cukup banyak). Jadi pastikan saat presentasi kita tampil di semua sudut yang memungkinkan seluruh hadirin melihat kita.
d.   Tempatkan peralatan, misalnya screen/layar presentasi kita, pada sudut pandang yang paling leluasa untuk dilihat hadirin.
e.    Hampirilah hadirin yang ada di sudut. Ajak bersalaman dan berdialog dengan memberikan satu dua pertanyaan ringan mengenai materi.
f.     Walaupun bisa bergerak bebas, kita tetap harus mengontrol perpindahan diri. Jangan terlalu sering berpindah-pindah karena bisa menyebabkan hadirin pusing dan tidak fokus pada materi.
g.    Hindari terlalu lama menjelaskan materi di belakang ruangan atau di balik punggung hadirin sebab hadirin tidak fokus karena tidak bisa melihat kita.
h.    Bila memungkinkan aturlah tempat duduk hadirin sedemikian rupa sehingga pergerakan bisa lebih bebas.
3.    Eye Contact
Seperti kita ketahui, kontak mata sangat penting agar seluruh hadirin bisa fokus pada pembicara.
Kontak mata penting untuk menjaga agar hadirin merasa diperhatikan oleh si pembicara. Kontak mat juga akan membuat hadirin merasa dilibatkan dalam presentasi kita.
Selain untuk menguasai ruang, kontak mata juga bisa membantu kita mengidentifikasi hadirin kita.
Berikut ini tips yang bisa kita lakukan untuk menjaga kontak mata:
a.    Saat bicara anggap sajasedang menatap ruangan sesuai putaran jarum jam.
b.    Saat sedang menatap salah satu sudut, jangan menatap seluruh hadirin di sudut tersebut secara keseluruhan. Tatap saja peserta yang dianggap mewakili sudut tersebut.
c.    Jangan menatap putaran terlalu cepat. Berikan jeda untuk setiap kontak mata.
d.   Bila sungkan menatap langsung ke mata hadirin, tetap saja apa yang ada di belakang hadirin. Untuk jarak yang cukup jauh (lebih dari menatap dia atau menatap apa yang ada di belakangnya. Jadi walaupun kita menatap ke belakang hadirin, hadirin tetap akan menganggap kita sedang menatapnya.
e.    Tetaplah peserta satu-persatu seolah-olah kita sedang menjelaskan materi kita hanya pada dia di mana hanya ada kita dan dia di ruangan tersebut ini akan memberikan sentuhan personal yang kuat.


 Daftar Pustaka

Sriewijono, Alexander, dkk. 2009. TALK-inc. Points (Kekuatan Mental, Keterampilan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi Pembicara Profesional). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar