Jumat, 08 Juni 2012

Teknik Menguasai Panggung


MASTERING YOUR STAGE
(TEKNIK MENGUASAI PANGGUNG)

Teknik Menguasai Panggung 
Setiap orang sesederhana apapun perannya dalam kehidupan sehari-hari memiliki panggungnya masing-masing. Dalam arti luas panggung bisa diibaratkan suatu situasi atau kondisi yang ada di sekililing kita yang memberikan pengaruh pada diri kita di mana sedikit banyak kita juga ikut mempengaruhi dan mewarnai situasi dan kondisi tersebut.

  1. Meningkatkan Karisma Pribadi
Untuk menguasai panggung, karisma pribadi mutlak harus dimiliki seorang pembicara. Dengan karisma yang tinggi, pembicara mampu memberikan pengaruh luar biasa pada seluruh panggung sehingga hadirin mampu menyerap setiap informasi dan memberikan respon positif sesuai target yang ingin dicapai.
Seseorang bisa memiliki karisma yang tinggi apabila dapat memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan sebagai berikut:
a.      Kecerdasan
Tingkat kecerdasan seseorang bisa dinilai dari cara orang tersebut bicara dan menyampaikan pendapat. Karena itu, biasakan selalu mengungkapkan gagasan dan ide-ide cerdas sehinggan hadirin dengan sendirinya akan memberikan apresiasi yang tinggi pada kita. Banyak membaca adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kcerdasan kita.
b.      Kedewasaan Sosial
Untuk meningkatkan karisma yang tinngi, cobalah bergaul dengan lingkungan bisnis atau lingkungan sosial yang terhormat. Terbiasa mengikuti seminar, konferensi atau pertemuan yang dihadiri kalangan tingkat tinggi dengan begitu akan bisa membantu meningkatkan kedewasaan sosial. Dengan mengikuti aktivitas-aktivitas sosial yang baik, maka perilaku, cara bicara dan gaya keseharian kita, termasuk cara berpakian akan mengikuti tingkatan sosial dari aktivitas tersebut.
c.       Kedewasaan Emosional
Kedewasaan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan perasaannya. Kemampuan emosional dicirikan dengan kemampuan kita menerima kririk serta stabilitas perasaan kita saat menghadapi situasi-situasi yang tidak menyenagkan. Kedewsaan emosional perlu dilatih. Sehingga saat kita menghadapi situasi panggung yang tidak menyanangkan, kita akan bisa mengontrol diri kita dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi situasi tersebut.
d.      Kepercayaan Diri
Seorang pembicara harus mampu menjadi dirinya sendiri dan merasa nyaman atas dirinya. Kenyamanan diri ini bisa diartikan juga sebagai kepercayaan diri yang tinggi. Kita bisa memiliki karisma bila kita yakin dan percaya dengan kemampuan diri sendiri.
e.       Kemampuan Membangun Relationship
Seorang pembicara sangat menghargai kebutuhannya untuk bekerja dengan orang lain dan sangat respek terhadap orang lain secra individual. Mereka cenderung menggunakan kemampuan komunikasinya untuk mengembangkan perasaan untuk kerjasama saling menguntungkan dan dukungan terhadap orang lain. Keahlian membangun relasi dengan semua golongan dan tingkatan akan meningkatkan karisma seorang pembicara.
f.        Keahlian Komunikasi
Dengan mempelajari semua keahlian komunikasi dan melatihnya secara konsisiten akan membantu meningkatkan karisma pribadi saat berhadapan dengan hadirin.
g.      Motivasi dan Semangat
Pembicara adalah pemimpin panggung. Oleh karenanya dia harus memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dan menyalurkannya pada hadirin. Bila kita bersemangat, kata-kata kita menjadi lantang dan body language kita panuh energi. Dengan sendirinya karisma dalam diri kita akan muncul.
h.      Integriras dan Kejujuran
Seorang pembicara harus mampu membangun hubungan saling percaya antar dirinyan dan hadirin melalui tindakan yang benar. Dia juga harus memperlihatkan konsistensinya yang tinggi dan kejujuran adalah kombinasi efektif dalm membangun karisma pribadi.
i.        Empati dan Respek
Jadikan empati atau respek pada orang lain sebagai kekuatan kita dalm pergaulan dan komunikasi sehari-hari. Dengan begitu karisma pribadi dapat terbentuk seiring dengan tingginya penilaian dan penghargaan orang lain terhadap kepribadian kita.

  1. Membangun Kreadibilitas Seorang Pembicara
Kreadibilitas bisa diibaratkan suatu prestasi. Prestasi yang dibangun di mana setiap aspek dalam diri kita merupakan teladan bagi orang lain.
            Kreadibilitas tidak bisa muncul dalam waktu yang singkat. Kreadibilitas dibangun dalam jangka waktu yang panjang. Hal tersebut karena kreadibilitas berkaitan dengan kepercayaan orang terhadap kita. Kreadibilitas harus tetap dijaga dan terus ditingkatkan sehingga kepercayaan orang pada kita semakin tinggi.
            Syarat utama membangun kreadibilitas di mata lawan bicara adalah sebagai berikut:
a.      Tunjukkan bahwa kita orang yang konsisten. Konsistensi adalah hal yang paling utama dal menunjukkan kreadibilitas. Orang tidak akan pernah memprcayai orang lain yang tidak memiliki prinsip, perilaku atau karakter yang berubah-ubah.
b.      Bersikaplah jujur di setiap situasi. Peganglah kata-kata seperti mempertahankan nyawa. Sekali berkata, itulah yang harus dilakukan. Sebab kebohongan adalah angin paling berbahaya yang bisa menghancurkan bangunan kepercayaan orang.
c.       Bangunlah kreadibiitas dengan menjaga citra, sikap, perilaku, dan gaya berpakaian. Tunjukkaan bahwa kita pembicara yang kompoten dan bisa dipercaya. Cara berdiri, berjabat tangan, berbusana, bahkan cara kita tersenyum akan menunjukkan seberap tinggi kreadibilitas kita.
d.      Jadilah pembicara yang memiliki dan mempertahankan prinsip. Memegang prinsip adalah kunci untuk menghindarkan kita dari kesalahan yang fatal. Mungkin orang menganggap kita keras kepala dan kuno karena terlalu memegang prinsip. Tetapi prinsip itulah yang sesungguhnya membuat orang percaya pada kita.
e.       Berbicaralah apa adanya. Jangan ragu-ragu mengakui kekurangan diri dan meminta maaf. Orang yang mau mengakui kekurangan diri, berbicara apa adanya, dan tidak segan-segan meminta maaf apabila terjadi keslahan yang disebabkannya, akan menjadi orang yang istimewa di hadapan siapa saja. Itu aka menjadi suatu bekal paling utama dalam membangun sebuah kepercayaan.

  1. Meningkatkan Kemampuan Persuasif
Kemampuan persuasif (power of persuasion) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain agar mengikuti ide, gagasan, dan pendapat yang ingin disampaikannya. Kekuatan persuasif merupakan syarat mutlak bagi seorang pembicara untuk mampu menguasai panggung hadirin.
            Prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami dan dikuasai agar mampu membujuk atau mempengaruhi hadirin adalah:
a.       Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka berpikir kita memilliki kedudukan, status atau pendidikan yang lebih tinggi dibanding mereka.
b.      Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka melihat ada imbalan atau keuntungan yang mereka dapatkan dari apa yang kita bicarakan.
c.       Hadirin atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi kalau mereka menganggap kita memahami dan mau mengerti pemikiran dan kondisi mereka.

MENGUASAI PANGGUNG DALAM BERAGAM SITUASI
Seorang pembicara harus mampu menyelesaikan diri dalam beragam situasi. Tidak hanya dalam forum formal tetapi juga dalm lingkungan informal. Lingkungan tersebut termasuk di lingkungan, lingkungan bisnis seperti meeting atau konferensi, lingkungan sosial informal maupun lingkungan umum.

1.    Menguasai Panggung di Lingkungan Pekerjaan
Di lingkungan seperti ini, seorang pembicara harus mampu membedakan bagaimana cara berkomunikasi dengan atasan, teman sejawat, dan dengan bawahan.
Beberapa tips penguasaan panggung yang bisa kita terapkan dalam lingkungan kerja adalah:
a.    Lakukan komunikasi secara singkat dan jelas to the point pada apa yang ingin disampaikan. Komunikasi yang kurang jelas dan bertela-tela akan menyebabkan inti permasalahan yang ingin kita sampaikan menjadi kabur.
b.   Hargailah lawan bicara kita. Perlakukan atasan, rekan maupun bawahan dengan hormat dan sopan sehingga komunikasi kita bisa berjalan lancar.
c.    Tempatkan diri pada posisi lawan bicara. Upayakan agar kita berkomunikasi sejalan dengan cara berpikir mereka.
d.   Batasi komunikasi agar tidak terlalu formal. Jangan membahas hal-hal sensitif yang mungkin akan menyinggung rekan kerja.
e.    Cara tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh atasan, rekan, maupun bawahan. Bicarakan topik-topik yang mereka sukai. Kalau teman kita suka sepak bola, tidak ada salahnya membahas sepak bola terlebin dahulu sebelum nerkomunikasi, dsb.

2.    Menguasai Panggung di Lingkungan Bisnis Formal
Di lingkunaga bisnis, kemampuan public speaking telah menjadi persyaratan mutlak. Pertemuan-pertemuan seperti meeting, seminar, workshop, konferensi dan sebagainya telah menjadi hal yang bersifat umum diadakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat berada di lingkungan bisnis formal adalah:
a.  Perhatikan penampilan. Hal ini akan membantu meningkatkan gambaran diri di mata rekan bisnis.
b.   Bersosialisasi sebelum acara formal dimulai. Ini akan membantu mencairkan suasana apalagi kalau kita menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut.
c. Persiapkan segala sesuatunya dengan detail. Selalu siap dengan jawaban, apapun pertanyaannya. Karena itu kuasailah materi persentasi agar benar-benar muncul sebagai sosok yang lebih profesional.
d.   Jangan pernah tergantung pada teknologi. Persiapkan segala sesuatunya dan bersiaplah untuk hal terburuk. Gangguan peralatan jangan sampai membuat presentaasi menajadi terganggu.

3.    Menguasai Panggung di Lingkungan Bisnis Semi-Formal
Beberapa perusahaan sudah banyak yang menggunakan coctail party sebagai bentuk semi informal. Jadi sebagai pembicara, kita pun harus mempersiapkan diri untuk suasana-suasana seperti ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengikuti pertemuan semi informal adalah:
a.    Hindari pakaian terlalu formal sebab nanti akan terlihat kaku.
b.    Berbicara dengan cara yang lebih rileks.
c.    Bila perlu, ikutilah bincang-bincang dalam elompok kecil yang dapat membantu untuk networking.
d.   Perhatiakan sikap, bicaralah dengan suara yang pantas dan tempo yang tepat.
e.    Belajarlah menjadi pendengar yang baik. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Simak dan bersabarlah di saat orang lain berbicara. Dengan begitu orang akan merasa dihargai dan memberikan “nilai” yang baik pada kita.
f.     Bila sedang minum, upayakan selalu memegang gelas minuman di tangan kiri sehingga tangan kanan bisa bebas bersalaman dengan siapapun.
g.    Jangan bicara sambil makan. Kunyah dulu makanan sampai habis baru bicara. Kalau memang merasa lapar, cari tempat yang kosong di mana kita tidak terganggu saat menghabiskan makanan.
h.    Biasakan bersalaman dengan genggaman erat untuk kondisi yang akrab.

4.    Menguasai Panggung di Lingkungan Sosial
Sebagai mahluk sosial, seringkali kita diharuskan mengikuti acara-acara yang bersifat informal dari mulai undangan makan malam, reuni, ulang tahun, sampai pertemuan keluarga. Semua itu membutuhkan penguasaan panggung yang tepat. Apalagi bila ternyata dalam pertemuan tersebut banyak orang yang belum kita kenal.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengikuti pertemuan sosial adalah:
a.    Pilih pakaian yang semi-formal dan sesuaikan dengan forum yang akan kita hadiri.
b.    Dengan sikap yang baik lakukan percakapan ringan.
c.    Jangan ragu untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
d.   Banyak tersenyum pada orang-orang di sekeliling kita. Ingat senyum adalh pembuka yang efektif dalam sebuah percakapan.
e.    Buat percakapan yang seimbang antara menceritakan tentang diri sendiri dengan mendengarkan atau memberikan reaksi kepada lawan bicara.
f.     Fokus pada lawan bicara. Jangan sambil melihat-lihat jam atau memainkan telepon seluler apalagi melihat orang-orang lain yang ada di ruangan tersebut. ini akan membuat lawan bicara kehilangan minat terhadap pembicara.

5.    Menguasai Panggung di Lingkungan Umum
Di lingkungan umum seperti stasiun kereta, halte bis, supermarket, dan sebagainya, diperlukan cara penguasaan panggung tersendiri. Beberapa tips untuk berada di lingkungan umum adalah:
a.    Hindari untuk menyentuh orang yang tidak di kenal.
b.    Jangan menanyakan atau membicarakan hal-hal yang bersifat terlalu pribadi sebelum mengenal betul siapa yang kita ajak bicara.
c.    Dengan orang yang asing. Tidak perlu memperkenalkan diri sama sekali kecuali bila diajak bicara.
d.   Perhatikan lawan bicara, penampilan maupun gaya bicaranya. Pikirkanlah apakah akan bermanfaat melakukan pembicaraan dengannya. Bila tidak, tidak perlu menanggapi terlalu jauh.
e.    Jangan pernah mempercayai apapun ayng dikatakan orang asing. Lakukan pengecekan dengan saksama terhadap perkataannya. Apabila terbukti benar, kita bisa berkomunkasi lebih lanjut.




TEKNIK MENGUASAI PANGGUNG DI LINGKUNGAN PRESENTASI
Saat presentasi, seorang pembicara dituntut untuk mampu menguasai panggung. Dalam presentasi formal, panggung bisa diartikan ruangan atau tempat kita presentasi yang meliputi hadirin, tata letak ruangan termasuk pendukung.
1.    Penguasaan Suara
Salah satu inti presentasi adalah suara. Suara kiat harus mampu “menaklukkan” seluruh hadirin yang hadir.
Suara pembicara yang keras dan lantang akan sangat mempengaruhi keberhailan dalam menguasai panggung.
Jadi untuk menguasai panggung melalui suara, hal yang harus diperhatikan adalah:
·      Periksa apakah suara kita  etrdengar cukup jelas sampai ke ujung ruangan. Kalau tidak, cek kembali pengeras suara dan pastikan suara yang kita keluarkan terdengar jelas.
·      Bila sura tidak mampu meliputi seluruh ruangan atau etrdengar kurang jelas, maka saat presentasi kita bisa berdiri di tengah-tengah ruangan atau berjalan ke depan dan ke belakang sehingga suara bisa di dengar oleh seluruh hadirin.
·      Berikan satu dua pertanyaan pada hadirirn yang ada di belakang untuk memastikan seluruh hadirin tetap memperhatikan presentasi. Kalau perlu libatkan seluruh hadirin ke dalam aktivitas bersama seperti games atau simulasi.
·      Gunakan musik sebagai alat untuk menguasai panggung. Memperdengarkan lagu yang energik di sela-sela presentasi akan meredam suara obrolan atau gangguan dari luar sehingga hadirin akan tetap fokus pada kita.
2.    Penguasaan Ruang
Seluruh ruangan adalah panggung kita. Jangan pernah menganggap bahwa panggung tempat kita berdiri hanyalah di bagian depan ruangan saja. Ini akan membatasi gerak langkah kita saat presentasi. Pastikan seluruh ruangan berada dalam jangkauan kaki kita.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalm penguasaan ruang:
a.    Camkan bahwa ruang presentasi adalah mili kita di mana kita bebas untuk bergerak ke manapun untuk menjadikan presentasi kita lebih dinamis.
b.    Kuasailah ruang. Jangan hanyaa berdiri di satu sisi atau di satu sudut ruangan saja. Pindahlah ke sisi yang lain. Jadikan seluruh ruangan sebagai tempat kita bereksplorasi.
c.    Ingatlah bahwa hadirin memiliki keterbatasan pandangan untuk melihat pembicara (apalagi jika hadirinnya cukup banyak). Jadi pastikan saat presentasi kita tampil di semua sudut yang memungkinkan seluruh hadirin melihat kita.
d.   Tempatkan peralatan, misalnya screen/layar presentasi kita, pada sudut pandang yang paling leluasa untuk dilihat hadirin.
e.    Hampirilah hadirin yang ada di sudut. Ajak bersalaman dan berdialog dengan memberikan satu dua pertanyaan ringan mengenai materi.
f.     Walaupun bisa bergerak bebas, kita tetap harus mengontrol perpindahan diri. Jangan terlalu sering berpindah-pindah karena bisa menyebabkan hadirin pusing dan tidak fokus pada materi.
g.    Hindari terlalu lama menjelaskan materi di belakang ruangan atau di balik punggung hadirin sebab hadirin tidak fokus karena tidak bisa melihat kita.
h.    Bila memungkinkan aturlah tempat duduk hadirin sedemikian rupa sehingga pergerakan bisa lebih bebas.
3.    Eye Contact
Seperti kita ketahui, kontak mata sangat penting agar seluruh hadirin bisa fokus pada pembicara.
Kontak mata penting untuk menjaga agar hadirin merasa diperhatikan oleh si pembicara. Kontak mat juga akan membuat hadirin merasa dilibatkan dalam presentasi kita.
Selain untuk menguasai ruang, kontak mata juga bisa membantu kita mengidentifikasi hadirin kita.
Berikut ini tips yang bisa kita lakukan untuk menjaga kontak mata:
a.    Saat bicara anggap sajasedang menatap ruangan sesuai putaran jarum jam.
b.    Saat sedang menatap salah satu sudut, jangan menatap seluruh hadirin di sudut tersebut secara keseluruhan. Tatap saja peserta yang dianggap mewakili sudut tersebut.
c.    Jangan menatap putaran terlalu cepat. Berikan jeda untuk setiap kontak mata.
d.   Bila sungkan menatap langsung ke mata hadirin, tetap saja apa yang ada di belakang hadirin. Untuk jarak yang cukup jauh (lebih dari menatap dia atau menatap apa yang ada di belakangnya. Jadi walaupun kita menatap ke belakang hadirin, hadirin tetap akan menganggap kita sedang menatapnya.
e.    Tetaplah peserta satu-persatu seolah-olah kita sedang menjelaskan materi kita hanya pada dia di mana hanya ada kita dan dia di ruangan tersebut ini akan memberikan sentuhan personal yang kuat.


 Daftar Pustaka

Sriewijono, Alexander, dkk. 2009. TALK-inc. Points (Kekuatan Mental, Keterampilan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi Pembicara Profesional). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kamis, 31 Mei 2012

puisi


Mengawali pagi

Mentari pagi telah tersenyum
Pancarkan cahaya indahnya
Embun bening basahi hati
Membekukan jiwa dan raga

Senyum telah terpancar dari wajah sang bunga
Dengan balutan embun pagi
Menyambut hangatnya fajar
Dikala jiwa mulai lebur

Hari ini tinta hitam akan  jatuh di kertas putih
Mengisi kertas kosong tuk hari esok
Hari kemarin adalah semangat
tuk menikmati indahnya hari ini

Alunan nada suci terlantun indah
Di kala fajar terbenam kembali

Ketika waktu kegelapan tiba
Malam menggantikan siang
Insan mulai terlelap dalam alam impian
tuk  mengawali indahnya esok



Gerobak Dorong

Siang tak terasa siang
 Malam terasa siang
Yang lain merasakan indahnya mimpi
Tapi, kau tak pernah

Kau hanya berteman dengan gerobak dorongmu
Yang memberimu pengharapan
Untuk tetap hidup dan berjuang
Demi satu hal yang tak pasti

Siang berjalan dengan panasnya
Matahari yang membakar tubuhmu
Malam di temani bulan terang
Yang terkadang redup

Kau tak pernah mengeluh
Meski kau lelah dan tak sanggup lagi
Tapi, demi anak istrimu
Semuanya tak sia-sia






Alam Mulai Bosan

Bukan khilaf
Tapi lupa

Lupa...
Insan mulai lupa
Dengan keadaan yang sesungguhnya
Kini semua bersandiwara dalam panggung yang fana

Pernak-pernik dunia
Telah mengubah sifat manusia
Harta, Kekuasaan dan Jabatan
Yang kini menjadi rebutan
Kematian tak lagi ada dalam hitungan

Alam pun mulai bosan
Dengan anak adam
Yang  tak sadar
Bahwa alam mulai bosan
Hingga ia memuntahkan
Satu persatu bencana yang dipikulnya

Jangan  tanya
 Mengapa alam mulai bosan?
Tapi, pikir dan renungkanlah...

Rantau

Ku langkahkan kaki
Untuk meninggalkan tanah kelahirannku
Sembari menatap awan
Yang tersenyum merekah

Langit menjadi saksi
Keberanianku hari ini
Untuk menghampiri tanah lain
Demi cita-cita dalam genggaman

Jalan berduri tak terasa perih
Pahit manis hidup membesarkan jiwa
Walau tanpa ayah, ibu dan sanak saudara
Namun setitik keberanian
dan rasa tanggung jawab
yang menguatkan hati dan jiwa

Hanya awan
Yang bersaksi atas lantunan do’aku
Untuk menjaga diri
Agar pelan pelan
 Ku tulis sejarah baru
Tuk menikmati cakrawala ilmu
Menemukan identitas diri
dalam leburnya iman dan islam
Tahajudku...

Terbangun dalam lelap
Penuh mimpi warna-warni
Dalam hilangnya dekapan malam

Aku membasahi tubuhku
Dengan air suci-Mu
Menjalankan niat
Karena ridho-Mu

Dalam tahajud malam
Ku bersimpuh di hadapan-Mu
Dengan kepingan dosa yang melekat
Dalam tarikan nafas

Dalam tahajud malam
Cucuran air mata
Membasahi jutaan dosa
Yang telah tertanam

Aku tak mengharapkan surga
Tapi, lewat tahajudku
Ku berharap cinta kasih yang kau beri
Terus terjaga hingga nafasku tak berhembus


Bulan

Semua terlentang di langit malam
Sejuta bintang berkelip-kelip
dan di antaranya
ada pancaran indah
Cahaya sang bulan

Kau terangkan malam yang redup
Dengan cahaya sucimu
Memberikan sinar
Dengan keiklasanmu

Bulan...
Lewat pancaran sinarmu
Akan ku ceritakan
Kegundahanku malam ini
Yang tak mampu bangkit dalam keterpurukan
Bulan...
Aku ingin sepertimu
Yang memberi arti bagi insan dunia
Walau rasanya tak mungkin
Tapi, akan ku coba
Meski semua menginjakku



Cinta

Rasakan hadirnya cinta
Agar alam ikut menaburkan cinta
Bayangan cinta terbentang di langit biru
Udara mewangikan aroma cinta

Cinta memberikan pengharapan
Pada insan yang di mabuk cinta
Namun cinta melahirkan luka
Yang mampu menghujam  jiwa
















Rindu

Andai Tuhan dapat kulihat
Dan tersenyum duduk didekatku
Inginku  bercengkrama dengan-Nya
Melepas rindu yang  terpendam di dada

Namun, Tuhan hanya kurasakan
Lewat lantunan ayat indah
 Yang menghadirkan jutaan misteri
Meluluhkan hati dan jiwa

Mungkin,,,
Rinduku pada sang kekasih
Dapat ku tahan
Namun, rinduku pada-Mu
Telah membucah
Dalam aliran darahku
Hingga air mata
Membanjiri dosa dalam jiwa



Sang Demonstran

Mulutmu berbusa
Meneriakan suara yang tak didengar
Sorak sana
Sorak sini

Langit menjadi saksi
Sumpah serapah yang terucap
Angin seakan ikut berteriak
Menemani arakan sang demonstran
















Sendiri

Kini hidupnya sudah tak berarti
Tak ada yang bisa diajak bergurau
Siang hanya di temani dedaunan kering kerontang
Dan malampun seakan bosan menemaninya
Hingga ia ingin cepat berlalu

Ia hanya termenung
Membenci waktu dan keadaan
Hanya kesendirian yang menjelma
Dikala sepi...
Ia berteriak...
Menjerit...
Namun, tak seorangpun mendengar
Hingga suaranya tak mampu berucap
Kata terakhir ‘’Dimana engkau ibu?’’



Bukan malaikat

Berdiri tegak memndang senja
Teriakan membuncah dalam jiwa
Memecah kebuntuhan sepi

Aku teringat akan masa lalu
Penuh memori indah
Namun, kini hanya kenangan menyiksa batin
Yang tertulis rapi diatas kertas putih
Pikiran melayang saat kaki mulai lumpuh
Menepaki jutaan duri dijalan yang terjal nan tandus
Rumput kering disamping kaki seakan pasrah pada kematian
Mengingatkan diri pada derita yang dialami.
Jiwa yang dulu tegar kini rapuh dimakan waktu
Bibir yang dulu tersenyum
Kini mengeluarkan butir demi butir air mata
Yang membasahi kepingan dosa

Aku hanya bisa berdoa agar  Sang Tuhan, memaafkanku
Membuatnya menangis dan meggoreskan luka disisi hidupnya
Aku tahu, aku hanya mahluk yang lemah
yang penuh akan dosa,
diri ini hanya bisa berkata aku bukan malaikat.

Untuk Ayah dan Ibu

Angin... ku titipkan senyumku tuk yang di seberang sana
dua orang yang berarti dalam hidupku
yang memberi jutaan warna indah di setiap helai hafasku
Do’a... hanya engkaulah sarana harapan terindah
untuk ku titipkan salam rinduku pada ayah dan ibu
yang memberiku sinar kalaku terjatuh
Mimpi... aku jadikan kau tempat persinggahan terindah
sebagai tempat pertemuanku dengan mereka
“Tuhan... hanya engkau tempatku meminta, lindungi ayah ibu, biarkan mereka selalu menebarkan senyuman dalam menapaki jalan kehidupan tanpa kehadiranku di sisimya…ayah, ibu, maafkan anakmu yang belum mampu membalas semua keikhlasanmu,.. dan do’akan anakmu agar selalu tegar menjalani kerasnya lika-liku kehidupan  ini”.
Ayah, ibu, do’aku selalu untuk kalian....
 


Karena Kau Aku Tersenyum

Bila retinaku mulai mengeluarkan
butir demi butir kesedihan
Aliran darahku naik menuju ubun-ubun
dan menyebar keseluruh organ tubuhku
Engkau hadir dengan sejuta sinarmu
Mengubah semua yang terjadi pada diriku
Butir-butir kesedihan berubah menjadi butir mutiara
yang memancarkan aroma senyuman
Dikala hati rapuh dan tak mampu bangkit
Aku dan kau adalah api dan air
Kala aku terbakar amarah
Kau datang memadamkanku dengan kasih sucimu
Aku dan kau adalah benci dan cinta
Aku menumbuhkan kebencian pada dirimu
dan kau taburi aku dengan cintamu
Tapi, aku tersadar, aku dan kau adalah satu
Aku sahabatmu dan kau sahabatku
Karena kau, aku mampu tersenyum



Lewat Al-Qur’an

Orang bilang, Tuhan itu satu, tapi aku tak percaya
Orang bilang, Tuhan adalah Sang Pencipta
Yang menciptakan seluruh alam dan isinnya
Termasuk aku yang ada disini
Tapi, tetap saja aku tak percaya...
Aku pernah bertanya, “Bagaimana Tuhan, Siapa Tuhan dan Dimana Tuhan?”
Bahkan aku teriakan pada langit, bumi, dan jutaan mahluk dunia
Tapi, tak seorangpun mendengar dan menjawab, hingga aku hampir putus asa
Namun, hanya satu yang menjawab tanyaku
Ukiran suci dengan balutan kata-kata indah
Yang memberi ketenangan dan kedamaian jiwa
Semua orang menyebutnya “Al-Qur’an”, ya Al-Qur’an
Hatikupun kini yakin, bahwa Tuhan ada dan hanya satu
Karena Al-Qur’an telah berkata, “Laa ilaa haillallah”
Dan karena Al-Qur’an pula aku tahu segalanya.


Aku atau Kau?

Awalnya aku bahagia
Karena kau mendekatiku
Dengan gayamu yang mempesona dan senyum merekahmu
Kau luluhkan hati ini hingga ku jatuh dalam jeratmu
Kini keadaan mulai berubah
Tak ada lagi senyum terpancar dari bibir indahmu
Bahkan melirikku saja kini kau tak mau
Dengan congkaknya kau berjalan kesana-sini
Tanpa melihat dikanan-kirimu
Aku yang menjerit memanggil namumu
Hingga suaraku tak mampu menyentuhmu
Tangisanku dan jutaan lainnya tak mapu meluluhkan hatimu
Rayuanmu yang dulu hanya menjadi tumpukana kebohongan
Yang membuat tanah merahku hancur
Akupun mulai sadar  beginilah semua penguasa
Hanya janji, janji dan janji belaka
Dan kalau sudah begini, siapakah yang harus kusalahkan?
Aku atau kau???


Surga Cinta

Tuhan menciptakan insan dunia
Ada laki-laki dan wanita
Ada yang lemah dan kuat
Ada yang pintar dan bodoh
Dan Tuhan telah menentukan jodoh pada setiap mahkluknya
Tapi tahukah kau?
Tuhan mencipatakan tiga jodoh di dunia?
Jodoh karena setan yang menumbuhkan nafsu semata,
jodoh karena jin yang memaksakan kehendak sepihak
dan jodoh karena Allah saling mencantai karena Allah
Dan jodoh yang ketiga itulah
Yang memberikan surga cinta pada setiap insan yang merasakannya.


Ayah

Jika butir air mata membasahi pipimu
Akulah orang pertama yang mengeringkannya
Dan jika pisau tajam melukai kulitmu
Aku juga orang yang pertama membasuh lukamu

Ayah....
Aku tahu semua yang kau lakukan takkan mampu ku balas
Meski nyawaku hilang disaat ini
Namun, yang harus kau tahu, aku menyayangimu sebesar kau menyanyangiku
Ayah...
Saat kau membacaka baris-baris kasih sayang untuk buah hatimu
Aku tahu air matamu menggantung di sukmaku
Mengiringiku masuk ke alam mimpi
Hingga pagi menyambut dengan senyumnya
Ayah...
Apalah yang dapat kuucapkan untuk melihat senyummu
agar senyummu tak pernah hilang dari pandangannku
Akan ku simpan semua kenangan bersamamu
untuk ku kenang dikala kau jauh dan tak bernafas lagi



Kawanku

Kami berjalan bersama.
Menelusuri ruang yang kelabu
Malam telah di selimuti kabut
Dan hujan menyapa kulit

Kawanku…
Mari lanjutkan langkah
Untuk menyambut hari esok
Dengan senyum merekah

Kawanku…
jika esok kita bisa
menggapai bintang di langit
meraih semua angan
maka di situlah
dunia dapat di genggam
walau lama, tapi
kita bersama, sampai dunia milik kita



Peristiwa Subuh

Dalam dekapan subuh
Ku meraung menangis
Air mata mengalir sebening embun
Menetesi bait-bait dosa

Dalam dekapan subuh
Ayat-ayat Tuhan tak henti bergema
Berzikir dalam ketidak berdayaanku
dalam balutan udara pagi
Menghempaskanku sebaris  do’a
Di kesunyian alam yang bernyanyi riang

Di peristiwa subuh ku bersujud
Butir-butir cinta mengalir
Dalam alunan do’a yang suci
Gelap malam setia temani langkah
Yang memberi sejuta impian dan harapan

Air mata masih mengalir
membasahi jiwa
yang tergenggam
dalam kemunafikan
dan kenistaan


Di Timur Batas Kotaku

Adakah kau lihat yang jauh di seberang sana
tempat nan indah bak istana surga
Adakah kau tahu di timur batas kotaku
penuh keramaian dan kedamaian

Kau bilang, kotaku bagian dari tanahmu
yang kau namakan Indonesia
Kau bilang, Indonesiamu tidak membedakan suku
tapi, kau tak pernah menganggap kotaku ada

Aku coba menegaskan, di timur batas kotaku
namun tak pernah kau ingat itu
Hingga aku tak menginginkan kotaku
menjadi indonesia lagi...



KATA TERAKHIR

Jika masaku akan segera tiba
Ku mau engkau  tetap disisiku
Meski ku tahu kebencianmu
Telah membuncah dalam jiwamu
Namu, Ijinkan aku mengucapkan kata terakhir
sebelum aliran darahku terhenti
agar tak membekas dalam balutan hidupku
dan menghantui kala tubuh ini berubah menjadi abu
Hanya kata ini yang ingi ku ucap
Maafkan aku mengecewakanmu



Jarum

Engkau tak sebesar pisau
Sekali tersentuh akan berdarah
Engkau tak setajam silet
Sekali terkena menggoreskan bekas luka
Tapi, engkau hanya benda kecil
Ketika tertancap seperti duri yang merasuk dalam jiwa
Itulah kau, jarum...

 

Dunia Uang

Jangankan yang miskin
Yang kayapun akan tergoda
Jangankan yang muda
Yang tuapun akan tergoda
                        Usaha apapun pasti dilakukan
Tak kenal baik atau buruk
Yang haram bisa menjadi halal
Dan bahkan manusia tak ada harganya lagi
Semua karena benda kecil yang bermotifkan angka-angka
Yang mampu mengubah malaikat menjadi iblis
Hingga tak ada lagi rasa solidaritas antar sesama
Itulah uang...
Hanya karenanya semua insan lupa aka tugasnya,
Lupa akan kodratnya
Uang merubah segalanya
Karena uang duniapaun menjadi dunia uang


Mengapa?

Dari kecil aku diajarkan membaca, menulis, dan berhitung
SMP ku diajarkan tentang sejarah
SMA ku diajarkan geografi hingga aku perguruan tinggi
Aku juga diajarkan demikian
Tapi, mengapa aku tidak diajarkan
Menghentikan korupsi dan tikus-tikus kantor yang berkeliaran
Kesana kemari...
Tapi, mengapa?
Pertanyaan itulah yang selalu muncul dalam benakku
Hingga akupun tak mampu menjawab tanyaku


Manusia

Manusia....
Tak pernah tahu untuk apa dia hidup
Tak pernah sadar untuk apa dia ada dialam yang fana
Manusia...
Tak pernah merasa puas dengan apa yang dia punya
Selalu mengeluh saat Tuhan memberikan ujian
Manusia...
Mengingat Tuhan dikala susah
Namun ketika bahagia, jangankan Tuhan
Manusia lainpun tak diingat
            Ayat-ayat Tuhanpun menggema
            “maka nikamat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
            Ayat-ayat Tuhan itu berulang-ulang menggema ditelingamu
            Tapi, adakah kau bisa menjawab?
            Tidak....
            Itulah manusia tak pernah bersyukur nikmat yang diberikan Tuhan
           
           
Doa Orang Miskin

Tuhan...
Tidakkah kau lihat aku yang ada dihadapanm-Mu
Meminta pengaharapan untuk hidup
Tuhan...
Tidakkah kau rasakan apa yang ku rasakan?
Hingga kau hanya membisu?
Tuhan...
Aku kelaparan,
Kedinginan,
Kepanasan,
Tapi, mengapa kau hanya diam
Apa mungkin kau marah karena aku banyak
Mengeluh, meminta dan berdoa?
Tuhan...
Mengapa mereka yang kaya semakin kaya
Sedangkan aku semakin melarat
Tuhan..
Maafkan aku jika aku lancang
Tapi, kuharap kau mengerti


Salam Rindu Untuk Bunda

Sudah bertahun-tahun kau pergi
Tetapi rasanya tadi pagi kau masih membelaiku lembut
Kau sering megatakan aku buah hatimu tercinta
Tapi kata itu kini tak dapat lagi ku dengar
Karena kau telah tertidur lelap dan damai
Bunda....
Bisakah kau mendengar suara manjaku yang memanggil namamu?
Walau air mata tak membasahi pipi
Tapi, batin ini bagai di sayat sembilu
Meronta-ronta karena kerinduanku
Bunda...
Walau kau tak bersamaku lagi
Namun kenangan indah bersamamu
Akan tersimpan selalu dalam derai nafasku
Terimalah salam rinduku...
Bunda...



Tempat Terindah

Surga tak dapat dilihat
Apalagi dirasakan harumnya
            Katanya surga itu indah
Memiliki banyak kenikmatan
Aku percaya, surga tempat terindah
Namun bagiku tempat terindah adalah rumahku
Disanalah pertama kali aku belajar
Pertama kali aku bermain
Bahkan pertama kali aku mengucap rentetan kata-kata
            Senyum, canda, tawa, bahagia, susah, sedih, dan air mata
            Telah menghiasi tempat terindah
            Tidak ada yang melebihinya, karena disanalah aku dilahirkan



Memilih yang Salah

Tak bisakah kau lihat ketulusanku
Ketika engkau tak mampu bangkit
Aku ada untukmu meski badai membawaku pergi
Tidakkah kau mendengar semua yamg ku ucapakan padamu
Bahkan malaikatpun tahu apa yang ku ucapkan
Tapi mengapa kau tak pernah sadar aku ada di dekatmu
            Dulu semua baik-baik saja
Saat semua masih menyala dan terjaga
Sekarang perlahan-lahan menghilang dariku
            Hingga kebenciaanku menusuk sukmaku
Akupun mulai sadar, karena memilihmu adalah kesalahan besar
Kau hanya melihatku dari materi semata
Tidak dengan ketulusan hati yang kau miliki
Sulit memang mencari teman apalagi sahabat
Sahabat tak ubahnya atmosfer yang melindungi bumi
Sahabat adalah sejarah yang harus dikenang tapi tidak dilupakan
Namun, itu tak ada dalam dirimu
Bagiku, memilihmu adalah kesalahan besar dalam hidupku



                            Bintang

                                    Terbentang dilangit...
Hiasan malam...
                                    Kelap-kelip...                                     
Berbinar dikala malam..
                                    Temani bulan..
Makin larut, akan hilang, hilang,,,,
                        Kembali esok...




Bingung...

Ada apa?
Mengapa?
Dimana?
Kemana?
Aku harus bagaimana?
Dia telah hilang
Semuanya hilang
Aku harus bagaimana?
Aku semakin bingung
Harus berbuat apa?
Kini hanya jejak yang tertinggal
Sebenarnya apa yang terjadi?
Mengapa ini terjadi?
Dimana dia?
Kemana indonesiaku yang dulu?

 

Andai

Andai waktu dapat ku genggam
dengan jemari lembutku
akan ku genggam waktu hingga dia tak pergi dan tak berganti

Andai Tuhan dapat kulihat
Akan ku hampiri dia dan bertanya padanya
Tentang masaku
Tapi, apa mau dikata
Jangankan Tuhan
Melihat alam semesta saja aku buta
Buta mata, hati, dan pikiran

Namun, aku meminta pada Tuhan
Untuk pertemukanku dengan izrail
Agar memberiku kesempatan
Untuk menyebut Asma Allah



Puisi

Puisi tercipta bagai kronologi peristiwa
Dari rentetan huruf-huruf
Lahirlah sebuah kata
Walau satu kata namun penuh makna
Dari rentetan kata-kata
Terciptalah sebuah kalimat
Yang menciptakan romantika indah nan bersahaja
            Puisi adalah renungan
Untuk Tuhan, cinta, persahabatan dan air mata
Puisi adalah karya
Dari hati untuk hati
Karena puisi adalah ekspresi jiwa


           


Apa Kabar Indonesia?

Halooooooooo....
Apa kabar indonesiaku?
Ku harap kau baik-baik saja seperti kemarin
Indonesia...!!!
Masikah kau tersenyum melihat anak bangsamu?
Kurasa tidak.
Sekarang aku tahu
Apa yang kau pikirkan,
Apa yang kau rasa,
Dan beban berat yang kau pikul
            Indonesia,,,
            Jangan menangis
Karena air matamu akan membajiri dosa anak negeri ini
Indonesia,,,
Ku harap kau tegar
Karena ketegaranmu akan membangkitkan semangat anak negeri ini
Indonesia,,,
Tetaplah jaya sampai tetesan keringat terakhirmu
Habis dimakan zaman
           


bendera

Lihatkah yang terbentang disana?
Dua warna yang penuh makna
Merah, menandakan keberanian bangsaku
Putih, menandakan kesucian bangsaku
            Lihatlah...
            Benderaku berkibar
            Dia tersenyum setelah berjuang
Dengan cucuran keringat darah
Dan jutaan air mata
Benderaku...
Kau adalah simbol kemerdekaan
Simbol kebebasan dan kebahagian
Benderaku...
Kau bukan hanya sekedar simbol
Karena bagiku kau adalah harga diri bangsaku         




Jawab Aku, Tuhan.

Tuhan...
Bolehkah aku bertanya pendapapada-Mu?
Pemimpin seperti apa yang pantas untukku?
Tuhan...
Haruskah dunia ini mempunyai pemimpin seperti mereka
Yang penuh keserakahan, kebohongan, kedustaan bahkan kemunafikan?
Tuhan...
Tidak bisakah kau pilihkan aku seorang pemimpin
Yang beriman, jujur, adil, dan bertanggung jawab?
Tuhan...
Apakah pemimpin diciptakan untuk berlaku sewenang-wenang?
Tuhan...
Aku sudah jutaan kali bertanya pada-Mu
Hingga bibirku mulai bosan mengeluarkan kata-kata itu
Tapi, mengapa kau tak kunjung menjawabnya?
Apakah kaupun juga pasrah melihat aku dan yang lain menderita
Sedangkan sang penguasa asyik berbincang-bincang sambil menikamti secangkir kopi
Tuhan...
Jawab aku...!!!




Pahlawanku

Aku memang tak melihat perjuanganmu
Yang tak menyerah patah arang
Aku memang tak mendengar teriakanmu
Meminta sang penjajah pergi dari ibu pertiwi

Cucuran keringat dan lautan darahmu
Kau perjuangkan demi melihat sang garuda terbang bebas
Dan melihat warna merah putihmu
Berkibar tinggi di langit

Pahlawanku,,,
Aku tahu apa yang kau lakukan tak pernah bisa aku balas
Aku hanya bisa menjaga warisanmu agar tak di rebut lagi
Pahlawanku,,,
Hanya namamu yang aku tahu dan aku kenang
Meski kau telah menjadi abu
Tapi, pengorbananmu selalu kuingat
Dalam sanubariku

 

Keinginan

Aku tak ingin menjadi orang kaya
Punya rumah besar, mobil mewah dan uang banyak
Aku hanya ingin menjadi orang biasa
Makan, minum seadanya
Bahkan tinggal dirumah tidak beratap pun aku rela
Namun, aku hanya ingin seperti yang lainnya
Setiap pagi berpakaian rapi menuju sekolah impian
Dan pulang membawa tumpukan ilmu yang aku dapat
Tuhan...
Semoga engkau mendengar keinginanku



Guru

Suara ayam membangunkan mentari dari lelapnya
Aroma kedinginan masih menyatu dengan aliran darah
Tanda pagi di sambut oleh deruan angin
Yang menerpa wajah dunia
            Sosok ibu bapak berdiri tegak
            Di gedung sekolah
Untuk memberikan cakrawala ilmu
Pada semua anak didiknya
Kata-katamu selembut sutra
Terngiang selalu dalam setiap tuturmu
Senyummu adalah suntikan motivasi
Untuk memberiku semangat meraih sejuta asa
Hari berlalu begitu cepat
Namun, tak ada rasa jenuh tuk melihat senyummu
Dan semangat kasihmu yang terus berkobar
Ketika engakau melangkah pergi
Sejuta pengorbanan mengikuti tiap jejakmu
Kala kau tiada,  jasamu akan ku kenang selalu
Sampai kita di pertemukan lagi di alam yang damai
  

Sebuah Pena

Mentari pagi mulai tersenyum
Sebarkan aroma positif pada insan dunia

Hari ini adalah awal tuk meraih masa depan
Tinta hitampun telah jatuh di kertas putih
Menuliskan bait-baik harapan

Dan hasrat yang tak mampu di bendung

Berbagai ilmu tertulis rapi
Yang tergoreskan singkat dengan pena hitam

Pena hitam adalah harapan
Pena hitam adalah masa depan
Pena hitam mengubah nasib dengan makrifat.




Bangkitlah


Tumpukan buku-buku tersimpan rapi diatas meja

Tanpa di pegang,

Bahkan tanpa dibaca.

Mengapa engkau hanya melihat saja?

Tak tahukah kau bahwa didalamnya

Ilmu maha luas telah tertulis

Tapi mengapa kau malas membaca

Hingga bentangan ilmu yang ada kau abaikan

Haruskah kau diam

Sedangkan wawasan luas menantimu untuk kau baca

Bangkitlah...

Lawan jiwa kotormu

Agar kelak kau menjadi orang seperti yang kau impikan
 

 Merdeka

Jika dulu semua menangis.
Darah berceceran sepanjang jalan
Namun, kini semua tertawa,
Bersuka ria, bahagia, bahkan air mata
Berubah menjadi butir-butir mutiara yang berkilau sepanjang hari
Sekarang hidup telah merdeka,
Bebas dari sang pengusik
Yang menginjak harga diri bangsa
Berkat perjuangan dan pengorbanan sang pahlawan
Kini giliranku melanjutkan perjuangan
Untuk menjaga dan membangun
Bangsa yang cerdas dan membanggakan


Alam
Senyummu tak secerah dulu
Yang kau tebarkan pada insan dunia
Kini senyum itu telah lebur bersama alunan waktu
Tidakkah kau lihat manusia, hewan, tumbuhan
Menanti setiap tarikan nafasmu
Seperti hari-hari kemarin
Apakah kau marah dan bosan?
Apakah engkau mulai enggan bersahabat dengan semua makhluk?
Terutama manusia sepertiku?
Jika demikian,
Tak bisakah kau memaafkan kesalahan dan dosa yang menyinggung perasaanmu?
Tuhan...
Tunjukkan jalan untukku
Agar engkau menjauhkan bencana yang kau kandung
Tuhan...
Ampunilah dosaku dan dosa saudara-saudaraku


Jadi Mahasiswa Itu Susah

Jadi mahasiswa itu dambaan orang banyak
Kuliah di universitas pilihan
Sesuai dengan harapan dan cita-cita
Kata orang jadi mahasiswa itu enak
Tidur nyenyak, makan teratur
Tak banyak yang dipikirkan
Tapi, siapa bilang jadi mahasiswa itu gampang
Jadi mahasiswa itu susah,
Makan seadanya,
Tidur larut malam
Pikiran dipenuhi oleh tugas-tugas,
Dan di tambah lagi jauh dari orang tua
Apa itu yang dikatakan gampang?
Oh...
Susahnya jadi mahasiswa



Takut

Langit menjadi saksi
Bersama bulan, bintang
dan mahluk lainnya
Menyambut kedatanganku di dunia
Suara tangisanku memecah malam yang sunyi
Aku lahir melihat dunia baruku
Setelah lama dalam ruang yang begitu gelap
Namun, aku takut melihat duniaku
Takut aku tak bisa menjadi yang terbaik
Takut pada orang tuaku
Dan sangat takut pada Tuhanku
Jika aku harus jujur
Aku  tidak ingin dilahirkan di dunia ini






Malam

Gelap...
Sunyi...
Sepi...
Mencekam...




Indahnya Malam

Langit penuh pernak-pernik lukisan malam
Ada bulan, bintang dan rasio-rasio
Yang tersimpan dibalik bias-bias cahaya
Bibir tak mampu berkata-kata
Hanya mampu komat-kamit
Menyebut Asma Tuhan
Malaikat-malaikat
Khusu dalam lamunan dzikir
Demi kedamaian semesta alam