Rabu, 25 April 2012

hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat

HUBUNGAN DAN PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT


PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa pendidikan (sekolah) dan masyarakat adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi. Keduanya mempunyai timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik setelah mendapat pendidikan di keluarganya akan segera berlanjut untuk mencari ilmu di sekolah. Dalam lungkungan yang baru ini peserta didik diberi berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Setelah itu ia akan beranjak ke lingkungan berikutnya, yaitu masyarakat disinilah ia akan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatnya ketika melakukan pendidikan di sekolah.
Terkadang seorang anak didik tidak bisa diterima oleh masyarakat karena pendidikan yang diberikan disekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat, sehingga peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton tanpa terlibat secara langsung dalam masyarakat. Tetapi ketika pendidikan yang diterima disekolah tepat sebagaimana yang butuhkan masyarakat, maka ia kan bisa menjadi pemain dan terlibat dalam masyarakat.
Disini perlu kita lihat sejauh mana pengaruh sekolah sebagai ladang pendidikan (formal) dalam mencetak generasi yang siap terjun ketengah masyarakat. Karena tidak jarang antara sekolah dan masyarakat tidak saling berinteraksi. Sebagian masyarakat menganggap bahwa pendidikan mahal dan hanya menghabiskan uang,. Disinilah perlunya pendekatan dari pihak sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Perencanaan pendidikan yang baik akan menhasilkan output yang berkualitas.
2.    Tujuan
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil beberapa tujuan dalam pengaruh serta hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat, sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bagaimana peran serta masyarakat dalam lingkungan sekolah.
2.    Untuk mengetahui bagaimana hubungan serta pengaruh timbal balik antara keduanya.
3.    Untuk memberikan informasi bahwa masyarakat sangat berperan penting dalam lingkungan sekolah.
4.    Untuk mengetahui pengelolaan hubungan sekolah dalam masyarakat, dll.

3.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana hubungan antara sekolah dan masyarakat serta peranannya?
2.    Mengapa sekolah penting mengadakan hubungan dengan masyarakat?
3.    Apa saja pengaruh hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat?
4.    Bagaimana pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat?



PEMBAHASAN

-    Lingkungan Sekolah
Perkembangan individu melewati pola-pola yang berbeda sesuai dengan hakekat dan harkat individu itu sendiri. Dalam proses tersebut terjadilah bermacam-macam lingkungan yang ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian tiap-tiap individu. Mengenal lingkungan sekolah tidak dapat kita pisahkan dari mengenal kembali kapan timbulnya dalam masyarakat, serta fungsi dan peranannya.

Sejarah Timbulnya Sekolah
Meningkatnya tuntutan kehidupan dan bervariasi serta kompleksnya masalah yang akan dipecahkan adalah merupakan suatu titik tolak mengapa sekolah dibutuhkan dalam masyarakat. Dalam masyarakat serba sama, di mana dunia kehidupan belum menuntut: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan nilai serta sikap dan norma (values, attitude, norm) yang beraneka ragam mengakibatkan keluarga cukup membekali anaknya dengan pola dan cara yang tidak berbeda dengan apa yang telah didapat dan dialaminya.
Pada beberapa suku “primitive” telah dikemukakan dalam masyarakat statis seperti: suku Peoblo, Eskimo, Indian maupun pada suku asli Indonesia seoerti suku Dayak, Kubu dan suku asli di Irian Jaya, kehiodupan mereka yang belum banyak berkomunikasi dengan dunia luar, hanya membutuhkan kepandaian sederhana sekali untuk dapat hidup. Mereka bertani secara sederhana, berburu dengan tombak atau panah, maupun menangkap ikan ke laut. Kepandaian tersebut tidak perlu di terima melalui pendidikan khusus, tetapi melalui pemagangan dengan aktifitas langsung bersama orang tuanya.
Tetapi kemudian setelah tuntutan manusia kian meningkat, sebagai akibat terbukanya komunikasi dengan dunia luar, serta bertambah sempit dan kompleksnya lingkungan, manusia harus meninggalkan kestatisannya dan mencoba untuk berfikir dinamis. Alam lingkungan tidak dapat lagi untuk diolah sesuai dengan perubahan, maka mulailah di perlukan kemampuan dan keterampilan khusus. Pada waktu 4000 tahun sebelum masehi, pada masa peradaban tinggi di Mesir dan Tigris, sekolah seperti sekarang juga belum ada. Tetapi pada waktu itu ilmu pengetahuan telah sangat tinggi.
Yang belum ada sekolah untuk rakyat, tetapi pendidikan untuk kelas tertentu sudah lama dikembangkan. Pada saat itu orang telah banyak yang ahli dalam bidang tertentu, namun terbatas pada golongan yang telah ditentukan. Pada waktu perdagangan mulai maju, transaksi dagang membutuhkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan dalam golongan tertentu menjadi lebih luas dan melebar. Keterampilan yang dikembangkan juga makin bertambah luas. Sekolah untuk golongan elite tertentu sudah ada dan dikeembangkan sebagai salah satu lingkungan pendidikan untuk mempersiapkan anggota masyarakat elite memasuki dan menghadapi kehidupan yang lebih mantap. Pada waktu ini yang diutamakan dalam kurikulum pelajaran, belum bervariasi seperti sekolah formal sekarang ini, tetapi masih merupakan kelas bahasa, kelas menulis, maupun kelas berhitung.
Baru kemudian sekitar 2100 tahun sebelum masehi, pada waktu pemerintahan Hammurabi, sekolah untuk rakyat diadakan. Hal itu berarti tuntutan akan lingkungan pendidikan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidup manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan yang makin meningkat.

Peran Dan Fungsi Sekolah
Pembentukan keperibadian tiap individu berlangsung secara berkesinambungan dalam lingkungan yang berbeda dengan pola dan pendekatan yang tiidak sama. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu mendidik anak-anaknya. Keluarga menyerahkan sebagian wewenang dan tanggung jawabnya kepada sekolah, kepada guru yang telah mempunyai tugas khusus untuk itu sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Jelaslah bahwa peranan dan fungsi sekolah yang pertama-tama ialah membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya di sekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya meelalui wewenang hukum yang dimilikinya berusaha melaksanakan tugas yang kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak dari keluarga yang berbeda. Ini berarti bahwa selama dalam keeluarga anak-anak mendapat pendidikan informal dengan kurang terikat kepada tata aturan trtentu, maka setelah mereka datang kesekolah, kepada mereka diperkenalkan tata krama, peraturan dan disiplin sekolah.

- Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yangh sangat berarti dlam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat. Tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun performans dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena ketrbatasan dana dan kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh dan terpadu. Pendidikan dalam masyarakat akan berfungsi sebagai:
a. Pelengkap (complement)
b. Pengganti (substitute)
c. Tambahan (supplement)
terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
Dalam masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan lembaga pendidikan maupun nonpendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap perkembangan kepribadian individu secara individual maupoun kelompok ialah kegiatan pendidikan yang berorienytasi melengkapi kemampuan, ketrampilan, kognitif maupun performans seseorang. Sebagai akibat belum mantapnya apa yang telah mereka terima pada sekolah atau dalam keluarga. Kegiatan semacam ini mencakup antara lain:
- Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain.
- Pembinaan sikap dan kerjasama dengan anggota masyarakat.
- Pembinaan ketrampilan dan kecakapan khusus belum didapat di sekolah.
Bentuk-bentuk pendidikan dalam masyarakat ini antara lain apa yang tlah dilakukan oleh organisasi pemuda dan kepramukaan atau organisasi sosial lainnya, seperti yang pernah dilakukan oleh pramuka dalam Jambore atau Raimuna atau perkemahan pada tingkat Propinsi, Kabupaten atau kecamatan. Disamping itu apa yang dilakukan dalam organisasi sosial lainnya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan desa pemudany, atau pembinaan pemuda melalui sanggar pemuda atau pembinaan pemuda dengan pertukaran pemuda antar propinsi dan antarnegara dan sebagainya. Tidak dapat pula diabaikan keikutsertaan organisasi sosial lainnya dalam menyediakan lingkungan pendidikan ini, seperti perkumpulan-perkumpulan olah raga dan keseniuan.
Lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai “pengganti” (substitute), hanya menyediakan pendidikan bukan sekedar tambahan atau pelenghkap, tetapi adalah mengadakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di sekolah. Hal ini dilaksanakan karena keterbatasan kemampuan lingkungan sekolah sehingga tidak mampu melayani semua lapisan dan semua anggota masyarakat yang ada. Sepertyi kursus Pengetahuan Dasar, kursus PKK atau kursus ketrampilan.
Lingkungan masyarakat juga mampu menyediakan pendidikan yang berfungsi sebagai tanmbahan (suplemen) di sekolah-sekolah teknik murid-murid telah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan mesin bubut, tetapi karena jumlah jam yang terbatas, sehingga semua siswa tidak dapat mendalaminya. Untuk memantapkan hal itu, maka diadakan kursus di luar program pendidikan formal yang telah ada. Hal yang sama sering juga dilakukan dalam rangka persiapan untuk memasuki perguruan tinggi, seperti bimbingan tes, skalu dan sebagainya.
Dengan demikian bentuk dan jenis lingkungan menentukan dan memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi tiap individu dalam masyarakat, dengan mengingat ketiga fungsi tersebut.
1. Hubungan antar Sekolah dan Masyarakat Serta Peranannya
Sekolah dan masyarakat antara keduanya merupakan komponen yang tak terpisahkan satu sama lain dan menuntut adanya pola hubungan timbal balik dalam berbagai bentuk dan cara pelaksanaannya. Memang peran serta  masyarakat terhadap pendidikan sangat besar dan termasuk tentunya dalam sektor pembiayaan. Dalam kondisi sekarang, hal ini merupakan persoalan yang tidak ditawar-tawar lagi sebab hampir tidak mungkin kita dapat menyelenggarakan pendidikan yang baik dan berkualitas secara merata dan memerlukan biaya besar, tanpa dukungan dan peran serta masyarakat (Hasbullah, 1997).
Sekolah atau merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, sekolah selalu membukakan pintu terhadap warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk memasuki atau aktivitas-aktivitas sekolah-sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.
Sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu perakitan yang erat sekali, sekolah sebagai produk masyarakat dan masyarakat sebagai produk sekolah, keduanya merupakan lingkungan hidup yang saling memberi  dan menerima keduanya tidak bisa memisahkan diri berdiri sendiri.
Kebebasan setiap individu sesungguhnya bergantung kepada distribusi kebebasan yang ada di masyarakat yang identik dengan arahan-arahan sosial yang sah dan sebaliknya kebebasan itu sendiri selalu digerakkan untuk mengubah lembaga-lembaga (Dewey, 1968, h. 324). Kemampuan individu untuk berbuat bebas sebagian terbesar dikembangkan lewat sekolah. Dimana kebebasan tersebut mengikuti/tunduk kepada arahan-arahan atau norma-norma yang ada di masyarakat.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa antara kebebasan dengan norma dan pembangunan masyarakat selalu berkaitan. Berarti sekolah sebagai pemberi adil terbesar untuk meningkatkan kemampuan berperilaku bebas tidak bisa terpisah dari norma dan berperilaku bebas tidak bisa terpisah dari norma dan kebutuhan masyarakat sekolah mensuport kebebasan perkembangan individu dan kebutuhan masyarakat, namun tidak boleh melanggar rambu-rambu yang ada di masyarakat. Masyarakat ikut menangani dan membantu usaha sekolah karena ia merasa dapat manfaat daripadanya.
Setiap aktivitas pendidikan, terutama mengenai aktivitas-aktivitas yang baru diperkenalkan, sepatutnya dikomunikasikan kepada orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Agar mereka sebagai pemilik sekolah tahun dan memahami mengapa aktivitas tersebut diberikan disekolah. Pemahaman ini akan menghindarkan suasana tegang dalam lingkungan belajar siswa yaitu disekolah dan masyarakat sekitarnya.
    Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan dengan masyarakat ini  didasarkan kepada ketentuan bahwa :
1) Masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah
2) Proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat dan
3) Masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.
Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat masyarakat dan bagaimana hubungan antara keduanya yaitu:
1) Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat
2) Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat
3) Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan
4) Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduanya saling membutuhkan
5) Masyarakat atau pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya
2. Pentingnya Sekolah Mengadakan Hubungan dengan Masyarakat
Seperti kita telah ketahui pendidikan itu dengan proses belajar mengajarnya tidak hanya terbatas di sekolah saja. Akan tetapi disambung dengan pelajaran-pelajaran baru dari pengalaman hidupnya di masyarakat.
Belajar bagi setiap siswa yang berlangsung secara kontinu diksekolah dan di masyarakat. Apa yang diperoleh dibangku sekolah, tetap dikenang, diingat, dan diintegrasikan selama tinggal dan bergaul di masyarakat. Dari kenyataan ini nampaklah bahwa masyarakat memang perlu tahu secara garis besar tentang pendidikan di sekolah. Agar mereka dapat mengantisipasi aktivitas-aktivitas putra-putrinya, bisa menyiapkan sumber-sumber belajar yang diperlukan dan bisa melayani kebutuhan putra-putrinya.
Menurut Sydney Hook, pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu sekolah bisa mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya, masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sebab sesuai dengan kebutuhannya dan sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana masyarakat serta dukungan dalam mewujudkan cita-cita pemerintah.
Selain itu, sekolah menyiapkan para siswa agar bebas dari kegelapan dalam  menangani masalah-masalah hidup dan kemasyarakatan serta dapat mencari nafkah secara layak, sementara itu masyarakat menyiapkan pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan bagi mereka dan menyambut produk sekolah untuk pembangunan masyarakat itu sendiri. Agar hubungan sekolah  dengan masyarakat berjalan baik sudah tentu sekolah perlu memberikan informasi secara kontinu tentang aktivitas-aktivitas kepada masyarakat pendukungnya.
Informasi yang diberikan sekolah kepada masyarakat harus dilengkapi dengan pengalaman bagi warga masyarakat, agar tumbuh citra yang positif terhadap sekolah. Suatu  citra yang menimbulkan sikap positif yang akan menjelma menjadi dukungan terhadap pembangunan pendidikan di sekolah (National School Public Relations Association, 1976: 24).
Citra dan sikap positif terhadap sekolah di atas diperkuat dengan kenyataan bahwa orang tua/masyarakat pada umumnya tidak mampu membina putra-putrinya agar berkembang dengan relatif sempurna tanpa bantuan sekolah. Masyarakat memandang sekolah sebagai cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya (Walsh, 1973:131)
Respon positif dari masyarakat ini perlu ditanggapi secara sungguh-sungguh oleh sekolah. Disamping pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat, sekolah harus membuka diri terhadap ide-ide dari masyarakat, membahasnya, dan berusaha untuk dapat melaksanakannya.
Agar kontak hubungan dengan masyarakat terjamin baik dan berlangsung secara kontinu, maka diperlukan peningkatan profesi anggota staf sekolah dari guru-guru. Disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing disekolah, mereka juga diharapkan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadatnya, mengerti aspirasinya, mampu membawa  diri ditengah-tengah masyarakat, bisa berkomunikasi dengan masyarakat, dan bisa mewujudkan cita-cita mereka itulah sebabnya mengapa kompetensi dan perilaku guru juga diharapkan cocok dengan struktur sosial masyarakat tempat ia bekerja.
Kemampuan guru membawa diri baik pada waktu berada di  tengah-tengah masyarakat maupun ketika melakukan pertemuan dengan anggota masyarakat bisa mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap guru-guru bila para guru bisa membawa diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, responsif dan komunikatif terhadap warga masyarakat, toleran dalam menghargai pendapat  mereka, dan menunjukkan kemampuan yang diinginkan oleh masyarakat dalam mendidik putra-putri mereka.
Program hubungan sekolah dean masyarakat yang membuahkan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang kontinu, dan proses saling memberi dan saling menerima membuat introspeksi sekolah menjadi giat dan kontinu pula serta membuat sekolah lebih mawas diri dengan adanya sentuhan/peningkatan dari luar.
Dampak lain yang sangat penting adalah dukungan moral dari masyarakat terhadap usaha-usaha pembangunan pendidikan disekolah. Dukungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembangunan tersebut. Membangun pendidikan di sekolah dengan mengisolasi diri dari masyarakat cukup sulit, sebab seperti diuraikan diatas sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Membangun salah satu bagian dari masyarakat haruslah mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
Ditinjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat memiliki tujuan masing-masing yaitu:
Ditinjau dari kepentingan sekolah, humas bertujuan untuk
1.    Meningkatkan mutu pendidikan disekolah yang bersangkutan
2.    Memperlancar proses belajar mengajar
3.    Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Ditinjau dari kepentingan masyarakat, bertujuan untuk
1.    Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual
2.    Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3.    Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat
4.    Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Bentuk-bentuk hubungan dengan masyarakat
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan hubungan dengan masyarakat ialah:
1.    Melalui aktivitas para siswa
2.    Aktivitas guru-guru
3.    Ekstrakurikuler
4.    Kunjungan masyarakat atau orang tua siswa kesekolah
5.    Melalui media massa
6.    Melakukan hubungan institusional, yakni hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah.
3. Pengaruh Hubungan Timbal Balik Antara Sekolah dan Masyarakat
  A. Hubungan Timbal Balik Antara Sekolah Dan Masyarakat
Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah kelompok social antar mausia yang tinggal disuatu tempat dan mempunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang disepakati bersama.
Unsur-unsur pokok dalam masyarakat:
1.Adanya unsur kelompok manusia yang bertempat tinggal didaerah tertentu,
2.Mempunyai tujuan yang sama,
3.Mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang ditaati bersama,
4.Mempunyai perasaan, baik suka maupun duka,
5.Mempunyai organisasi yang ditaati.
Pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat:
1. Merupakan informasi tentang program dan kebijaksaan sekolah
2. Menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah
3. Adapun berbagai bentuk partisipasi yang dapat ditempuh antara lain:
4. Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat tentang permasalahan tentang kemasyarakatan
5. Mengadakan baksos
6.Menjadi anggota pengurus organisasi lembagi-lembaga social kemasyarakatan.
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1.Sekolah sebagai mitra dari masyarakat didalam melakukan fungsi pendidikan baik sekolah maupun masyarakat merupakan pusat pendidikan yang potensial, hubungan fungsional keduanya adalah:
a.Fungsi pendidikan disekolah sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang dimasyarakat.
b.Fungsi pendidikan disekolah juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber belajar.
2.Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dimasyarakat lingkungannya. Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdaasrkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a.Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b.Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan
c.Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
Pengejewantahan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah dangan dibentuknya komite sekolah yang memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a.Mendorong dan meningkatkan hubungan baik antara keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah.
b.Membantu kelencaran kegiatan pendidikan dengan tidak menempati urusan teknis pengajaran.
c.Mengusahakan bantuan masyarakat, baik berupa benda, uang maupun jasa dengan tidak menambah beban wajib bayar.
B.Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat
Sekolah merupkan salah satu lembaga masyarakat yang didalam terdapat reaksi dan intraksi antar warganya. Warga sekolah meliputi guru, murid, tenaga administrasi serta petugas sekolah.
Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
2.Metode yang digunakan harus mempu merangsang murid untuk mengenal kehidupan riil dalam masyarakat.
3.Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
4.Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi.
5.Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat.
Dalam mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat luar sekolah maupun masyarakat sekolah.
Pengurus sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaran atau produk sekolah tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah dan makn meningkat kualitasnya, maka produk sekolah tersebut telah membawa pengruh positif terhadap perkebangan masyarakat
Sedikitnya ada 4 macam yang bias dilakukan oleh sekolah terhadap perkembangan pengaruh tersebut adalah:
1.Mencerdaskan kehidupan bangsa
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan baik formal, ninformal maupun informal. Sekolah merupakan pelaksana pendidikan formal paling tepat karena programnya labih ideal dibandingkan lembaga pendidikan yang lain
2.Membawa virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
Kualitas hidup masyarakat meningkat bila mereka tidak statis melainkan dinamis bermunculan adanya pembaharuan, penemuan-penemuan baru baik ilmu pengatahan maupun teknologi. Penemuan dapat terjadi dimasyarakat dan dapat juga disekolah. Namun sudah menjadi tugas dan kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan dan pembaharuan tersebut
3.Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat
4.Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat
Kesedaran hidup bernegara, kesatuan dan persatuan bangsa, serta loyalitas warga terhadap nusa dan bangsanya secara tertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-murid sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.
Didalam tap MPR No. IV/MPR/1993 ditegaskan bahwa:
Pendidikan berdasarkan atas pencasila dan bertujuan:
1.Meningkat
   Ketagwaan terhadapt tuhan yang maha esa
   Kecerdasan
   Keterampilan
2.Memperingati budi pekerti
3.Memperkuat kepribadian
4. Mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Berdasarkan rumusan tersebut diatas maka fungsi dan peranan sekolah terhadap masyarakat ialah:
1.Meningkatkan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa
2.Meningkatkan kecerdasan
3.Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meninggalkan produksi kerja
4.Membentuk pribadi dan budi pekerti
5.Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat
C.Pengaruh Masyarakat Terhadap Pendidikan
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanikaragaman bentuk kehidupan social serta berjenis-jenis budayanya.
Setiap masyarakat mamiliki karekteristik tersendiri dan memiliki norma-norma. Dimana norma-norma tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warga dan bertindak dan bersikap. Identitas dan perkembangan masyarakat tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhapat sekolah. Pengaruh tersebut baik dalam orientasi dan tujuan pendidikan maupun proses pendidikan itu sendiri.
a.Pengaruh masyarakat terhapat orientasi dan tujuan pendidikan
Dalam orientasi dan tujuan pendidikan jelas akan diwarnai oleh masyarakat, mengingat masyarakat merupakan lembaga masyarakat.
Identitas suatu masyarakat dan dinamikanya senantiasa membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikah. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat. Program pendidikan disekolah biasanya tercermin didalam kurilkulum, yang dimana kurikulum ini selalu berubah-berubah sesuai dengan perkebangan masyarakat
Pengaruh identitas suatu masyarakat terhadap program-program pendidikan, biasanya dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan. Hal ini desebabkan setiap masyarakat memiliki ciri khas dalam orientasi dan tujuan pendidikan tersendiri.
b.Pengaruh masyarakat terhadap terhadap proses pendidikan
Berlangsungnya proses pendidikan disekolah tidak lepas dari pengruh masyarakat, pengaruh masyarakat yang dimaksud adalah pengaruh sosial budaya dan pertisipasinya. Pengaruh sosial budaya biasanya tercermin dalam proses belajar baik yang berkaitan dengan pola aktifitas pendidikan maupun anak didik di dalam proses pendidikan. Nilai sosial budaya masyarakat bisa menjadi penghambat dan pendukung terhadap proses pendidikan. Oleh karena itu usaha pembaharuan terhapat proses pendidikan disekolah, merti memperhitungkan pengaruh sosial budaya dari masyarakat lingkungannya.
Pengaruh dan peranan masyarakat terhadap sekolah dapat kita simpulkan sebagai berikut:
- Sebagai arah dalam menentukan tujuan,
- Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar,
- Sebagai sumber belajar,
- Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya,
- Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah.
D. Pendidikan Ditinjau Dari Aspek Sosial
a.Pendidikan sebagai persiapan untuk hidup dimasyarakat
Manusia merupakan makhluk soaial yang selalu hidup bersama dalam masyarakat. Hidup dimasyarakat merupakan manifestasi bakat sosial anak. Maka anak harus dipersiapkan oleh lembaga pendidikan untuk bisa hidup serasi dengan masyarakat.

b.Pendidikan membina agen pembangunan masyarakat
Pembangunan pada hakkekatnya adalah suatu uasaha untuk masyarakat yang lebih maju. Jika masyarakat ingin menjadi agen bagi pembangunan, maka masyarakat itu akan bersifat statis. Sedangkan untuk mencetak individu yang bersifat statis dibutuhkan peran aktif pendidikan dalam mempersiapakan anak didiknya, yang mana kelak anak-anak harus dapat melaksanakan pembaharuan masyarakat bangsanya tampa manimbulkan kerawanan.
c.Pendidikan dan kesedaran kebangsaan indonesia
Pendidikan di indonesia harus mengobarkan semangat kebangsaan, cinta tanah air serta menanamkan kesadaran kebangsaan kepada anak didik. Sebab apabila kesadaran ini tidak ditumbuhkan, dipupuk atau generasi muda Indonesia, yang sengat memilukan yaitu terpecahnya bangsa Indonesia menjadi bagain yang kecil-kecil
d.Pendidikan dan pelestarian Pencasila
Pancasila adalah dasar negara RI yang menjadi pandangan hidup warga Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang. Mengingat pancasila merupakan pandangan hidup maka kita harus menanamkan kepada generasi muda akan pentingnya nilai pancasila.
Pelestarian nilai pancasila dapat dilakukan melalui:
- Jalur pendidikan meliputi pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat
- Jalur media massa
- Jalur organisasi politik
e.Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan terwujudnya masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Hal ini dibuktikan dalam UUD 1945 tentang tujuan dari pendidikan di Indonesia.
1.Pesan yang terdapat didalam batang tubuh UUD 1945 yang mengatur tetang pendidikan pasal 31
ayat 1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
ayat 2. Pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan pasal ini, disusunlah sebuah undang-undang organik yang mengatur pendidikan pengajaran Indonesia yaitu UU. No. 4 tahun 1950, No. 12 tahun 1954, yang disebut Undang-undang pendidikan dan pengajaran (UUDP).
2.Pasal 3 dari UUDP menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran nasional Indonesia adalah membentuk manusia sosial yang cukup dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab kesejahteraan masyarakat masyarakat dan tanak air.
Rumusan tujuan pendidikan itu terdiri atas dua bagain yaitu:
a.Tujuan individual: membentuk manusia susila yang cukup
b.Tujuan kemasyarakatan: membentuk warga negara yang demokratis serta bertanggungh jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanak air.
Dengan demikian maka setiap warga negara Indonesia harus susila, cakap, demikratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan tanah air
4. Pengelolaan Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Pendidikan (sekolah) dan kehidupan masyarakat amat saling pengaruh mempengaruhi dengan bermacam-macam cara:
a. pendidikan dipengaruhi oleh keadaan masyarakat, antara lain keadaan sosial ekonominya: faktor kesenjangan sosial ekonomi akan mempengaruhi strategi dalam perencanaan pendidikan.
b. Pendidikan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pendidikan akal, budi pekerti dan kerohanian kepada anak didik atau generasi muda yang langsung atau tidak langsung menentukan jenis pekerjaannya di kemudian hari: profesinya akan menempatkan dia pada tingkat sosial ekonomi tertentu dan mempengaruhi perkembangan seterusnya.
Di negara-negara sedang berkembang, program-program pembangunan termasuk perogram pendidikan diarahkan kepada perbaikan mutu hidup. Pemerintah dan masyarakat percaya bahwa hanya dengan pendidikanlah negara akan mencapai kemajuan-kemajuan. Dengan pndidikan dapat dihasilkan bentuk kehidupan masyarakat yang lebih baik karena dilengkapi dengan ahli-ahli dari berbagai bidang seperti industri dan teknologi, kesehatan, pertanian, keuangan, manajemen dan ahli pendidikan.
Kegiatan pendidikan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia dan pembangunan seluruh masyarakat yang maju dan berkepribadian. Karena itu pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan tidak berdiri sendiri sebab pendidikan adalah suatu institusi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu kejadian-kejadian atau masalah-masalah yang terjadi di masyarakat dengan sendirinya pula, sedikit atau banyak akan berpengaruh terhadap pendidikan. Demikian juga sebaliknya setiap perubahan suatu rencana dengan sendirinya akan memperlihatkan pengaruh dalam masyarakat walaupun mungkin menunggu dalam jangka tertentu. Sebagai contoh sederhana pembangunan gedung sekolah dasar (SD) yang bagus disuatu desa dan dilengkapi dengan fasilitas yang sesuatu dengan standar serta dibarengi dengan guru yang pandai mengajar dengan sendirinya akan meningkatkan keinginan anak-anak untuk bersekolah dan keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa perubahan yang terjadi dalam pernecanaan pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat atau sistem sosial. Hal ini dikarenakan pendidikan berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi bahakan saling bergantung. Karena itu seorang pereencana pendidikan perlu mngetahui aspek-aspek sosial dan ekonomi yang mempunyai hubungan dan peran dalam pertu7mbuhan dan perubahan pendidikan. Dan perlu di sadari bahwa masing-masing aspek memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada perencanaan pendidikan.

- Aspirasi Masyarakat Terhadap Pendidikan (Sekolah)
Adanya kesempatan untuk menduduki jabatan tertentu dalam segala bidang bagi orang yang mampu misalnya dengan sendirinya mengubah sikap masyarakat terhadap pendidikan. Pendidikan bukan lagi milik golongan atau sekelompok masyarakat tertentu dan karena itu aspirasi masyarakat terhadap pendidikan menjadi makin tinggi. Ini merupakan salah satu perubahan sosial yang penting dan sangat berguna.
Pendidikan merupakan alat yang paling efektif untuk menaikkan status sosial seseorang. Seorang petani melihat baha putranya dapat menjadi seorang dokter melalui pendidikan yang baik. Demikian juga, setelah belajar sambil mengajar, seorang guru SD berhasil meningkatkan statusnya menjadi seorang dosen di Perguruan Tinggi. Dalam hal ini pendidikan memperbaiki kehidupan individu dan masyarakat. Pendidikan memberikan sumbangan yang besar untuk terjadinya suatu mobilitas sosial. Dalam contoh di atas pendidikan berfungsi sebagai “Social elevator” atau peningkatan status sosial.
Bersamaan dengan peningkatan tersebut, individu yang bersangkutan dapat meningkatkan kualitas hisupnya, misalnya memperpanjang kesempatan dalam hidup yang sifatnya produktif, lebih giat bekerja, lebih mampu mengikuti beraneka ragam kegiatan yang memberikan kepuasan, lbih dapat menikmati hasil kerja dan sebagainya. Karena itu tidak mengherankan jikalau masyarakat desa dan kota makin cenderung menaruh minat kepada pendidikan. Makin disadari bahwa pendidikan adalah salah satu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan perorangan dan masyarakat.
Karena aspirasi masyarakat untuk memasuki pendidikan begitu besar dan menyebar luas, maka penyusun kebijaksanaan, perencanaan mengahadapi suatu masalah pokok yaitu bagaimana caranya supaya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan menjadi merata, antara desa dan kota dan antara pria dan wanita. Pemerataan kesempatan belajar harus dijamin kalau memang pendidikan dapat memberi kesempatan untuk memperbaiki hidup seseorang. Untuk ini perencanaan pendidikan mengahadapi tiga hambatan penting:
a. Masalah bagaimana mendapatkan pendidikan secara mudah. Pendidikan harus memberikan kesempatan kepada masyarakat secara merata. Dalam hal ini perencanaan pendidikan menemukan kesulitan karena fasilitas yang tersedia dan sumber penyediaan terbatas.
b. Fasilitas dan mutu pendidikan berbeda antara kota dengan desa bahkan sekolah di kota dan antar sekolah di desa. Walaupun semua anak mempunyai kesempatan belajar yang sama belum tentu semuanya mendapat pendidikan yang sama karena perbedaan jumlah dan mutu fasilitas, perbedaan kualifikasi guru, lingukngan, pendidikan dan ekonomi orang tua dan sebagainya. Dalam hal ini perencana pendidikan harus mengambil keputusan serta pelaksanaan harus: pertama, memanfaatkan fasilitas dan dana yang tersedia atas prinsip pemerataan kesempatan menerima pendidikan. Kedua, memikirkan batas-batas kebutuhan pasaran tenaga kerja.
c. Sutuasi masyarakat dengan aspirasinya yang selalu bergerak di negara yang sedang berkembang. Pergerakan ini dipengaruhi oleh faktor pembangunan di sektor lain di samping daya tarik lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri. Ada masanya masyarakat sangat tertarik kepada pendidikan menengah kejuruan dan aspirasi ini harus ditampung dan tergambar dalam perencanaan pendidikan.
Perlu diingat bahwa pendidikan bermaksud melayani kebutuhan masyarakat dalam arti menambah kemampuan masyarakat untuk dapat bertahan dan mengembangkan diri dalam semua aspek kehidupan. Karena itu materi yang disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di mana kelak mereka terjun. Perlu direncanakan kurikulum yang berorientasi langsung pada masyarakat sehingga anak didikpun tidak terasing dari lingkungannya. Kemudian tidak dapat diingkari bahwa hubungan pendidikan dengan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi, oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang baik agar tercipta generasi yang siap terjun kedalam lingkungan masyarakat.



PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan antara lain:
Sekolah dan masyarakat memiliki Pendidikan (sekolah) dan kehidupan masyarakat amat saling pengaruh mempengaruhi dengan bermacam-macam cara: Pendidikan di pengaruhi oleh keadaan masyarakat, antara lain keadaan sosial ekonominya: faktor kesenjangan sosial ekonomi akan mempengaruhi strategi dalam perencanaan pendidikan.Pendidikan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pendidikan akal, budi pekerti dan kerohanian kepada anak didik atau generasi muda yang langsung atau tidak langsung menentukan jenis pekerjaannya di kemudian hari: profesinya akan menempatkan dia pada tingkat sosial ekonomi tertentu dan mempengaruhi perkembangan seterusnya
Perlu diingat bahwa pendidikan bermaksud melayani kebutuhan masyarakat dalam arti menambah kemampuan masyarakat untuk dapat bertahan dan mengembangkan diri dalam semua aspek kehidupan. Karena itu materi yang disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di mana kelak mereka terjun. Selain itu tanpa adanya hubungan dengan masyarakat, sekolah tidak dapat berkembang karena masyarakat juga membantu sekolah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pendidikan.
2. Saran
Dengan adanya timbal balik dari masyarakat diharapkan sekolah mampu mengenban tugasnya dengan baik dalam mendidik peserta didiknya agar peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semuanya dan begitu pula dengan masyarakat diharapkan selalu menyalurka asprasinya untuk membantu sekolah agar apapun masalah yang menghambat pelaksanaan pendidikan dapat dipecahkan bersama oleh keduanya. Oleh karena itu, antar sekolah dan masyarakat harus terus bekerja sama dalam masalah pendidikan.




Daftar Rujukan

Kutbi, M. Amin. 2010. http//: Makalah-pengelolaan-hubungan-sekolah. html. (Diakses 10 Januari 2012).
Gianyar, Chacha Karate. 2011. http//: Pengaruh-timbal-balik-sekolah-sekolah-dan-masyarakat/ (Diakses 10 Januari 2012).
Zainal Abidin, Muhammad. 2011. http//: Administrasi-humas-hubungan-masyarakat-dengan-sekolah-serta-perannya/ (Diakses 10 Januari 2012).

fonologi


FONOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


1.              Latar Belakang
Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka kita akan mendengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang terdengar pula suara pemanjangan dan suara biasa.
Pembicaraan merupakan runtutan bunyi bahasa yang terus-menerus, kadang terdengar suara naik dan turun, hentian sejenak atau agak lama, tekanan keras atau lembut dan kadang suara pemanjangan atau biasa. Runtutan bunyi bahasa dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya ditandai dengan hentian atau jeda dalam runtutan bunyi.Pada tahap pertama, dapat disegmentasikan berdasarakan jeda yang paling besar kemudian pada tahap berikutnya dapat disegmentasikan lagi sampai pada kesatuan runtutan bunyi yang disebut silabel atau suku kata. Jadi, silabel merupakan satuan runtutan bunyi yang ditandai dengan satu satuan bunyi yang paling nyaring. Untuk menentukan ada berapa silabel pada sebuah kesatuan runtutan bunyi bisa dilihat dari jumlah vokal yang terdapat di dalamnya.
Bidang linguistik yang mempelajari runtuatan bahasa disebut fonologi.
Menurut hierarki satuan bunyi bahasa yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:
- fonetik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
- fonemik yitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa denagn memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.

2.                Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian fonologi?
2.      Apa pengertian dari macam-macam fonolologi serta kajian-kajian di dalamnya.

3.                Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan fonologi.
2.      Untuk mengetahui macam-macam dari fonologi.
3.      Untuk megetahui perbedaan fonetik dan fonemik, serta aspek-aspek yang dipelajari di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FONOLOGI

Linguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Secara etimologi terbentuk dari fon yaiti bunyi, dan logi yaitu ilmu.
            Fonologi berasal dari bahasa inggris phonology, dalam bahasa Indonesia fonologi. Para linguis Eropa sering menggunakan istilah fonologi sebagai ilmu bunyi bahasa. Sedangkan, linguis Amerika dulu sering menyebut fonetik untuk maksud yang sama, namun pada perkembangannya istilah fonologi lebih sering digunakan sebagai bidang khusus dalam linguistic yang bertugas mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam bahasa. Jadi, fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Fonologi dibedakan menjadi dua, yaitu fonetik dan fonemik.

2.2 MACAM-MACAM FONOLOGI

a. Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, dibadakan menjadi tiga jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
  1. Fonemik artikulatoris, disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis atau artikuler,  mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan (berkenaan dengan masalah berbagai bunti-bunyi bahasa itu di uhasilkan atau diucapkan manusia).
  2.  Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau peristiwa alam (berkenaan dengan bidang fisika) atau menyelidiki tentang bunyi-bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya sebagai getaran udara. Bunyi bahasa yang dihasikan oleh alat-alat ucap tertentu akan menghasilkan gataran bunyi yang dapat didengar. Penyelidikan terhadap getaran bunyi yang ditimbulkan oleh alat-alat bicara ini memang rumit. Penyelidikan yang akurat terhadap bunyi-bunyi ini dapat dilakukan dengan peralatan elektronik dalam laboratorium fonetik. Di laboratorium terdapat alat yang namanya spektograf yang dapat menunjukkan intensitas dan volume ujaran.
  3. Fonetik audiotoris atau fonetik imperesif mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita (berkenaan dengan bidang kedokteran), atau cabang fonetik yang menyelidiki mengenai cara penerimaan bunyi-bunyi bahasa oleh telinga. Fonetik ini mempelajari bagaimana bunyi diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar. Terdapat pula ilmu lain yang terkait dengan fonetik audiotorik adalah ilmu medis, khususnya ilmu kedokteran spesialis pendengaran (telinga) dan neurologi. Oleh karena itu, cabang ini tidak banyak terlibat dalam penyelidikan linguistik.

1.      Alat Ucap
Alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa, alat ucap manusia yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama yang bersifat biologis. Seperti paru-paru untuk bernafas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah.

 Secara garis besar dan sederhana etrdapat beberapa alat-alat ucap manusia.
1.      Artikulator-artikulator
Bagian-bagian dari alat ucap manusia yang dapat di gerakkan atau di geserkan untuk menimbulkan suatu bunyi ujaran.
2.      Titik-titik Artikulasi
Bagian-bagian dari alat ucap manusia yang menjadi tujuan sentuh dari articulator. Alat ucap ini merupakan titik atau daerah tertentu yang terletak diatas artikulator-artikulator yang dapat disentuh atau didekati. Alat-alat ucap manusia, seperti misalnya: ujung lidah itu merupakan articulator karena dapat digeserkan ke atas atau ke bawah, ke depan atau ke belakang, dan dengan demikian alat ini dapat banyak menghasilkan bunyi. Gigi depan merupakan titik artikulasi karena ujung lidah dapat menyentuh atau mendekatinya.
3.      Paru-paru
Organ inilah yang dapat mengalirkan udara ke rongga sehingga menghasilkan bunyi-bunyi ujaran.
4.      Pita suara
Di ujung atas larink terdapat dua pita yang elastic di sebut pita suara. Letak pita suara horizontal dan di antara kedua pita suara terdapat suatu celah yang disebut glottis.
Misalnya nama-nama alat ucap itu sebagai berikut:
a. pangkal tenggorok (larynx)-laringal
b. rongga kerongkongan (pharynx)-faringal
c. pangkal lidah (dorsum)-doral
d. tengah lidah (medium)-medial
e. daun lidah (laminum)-laminal
f. ujung lidah (apex)-apikal
g. anak tekak (uvula)-uvulas
h. langit-langit lunak (velum)-velas
i. langit-langit keras (palatum)-palatal
j. gusi (alveolum)-alveolar
k. gigi (dentum)-dental
l. bibir (labium)-labial

2.      Proses Fonasi
Terjadinya bunti bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru mulai pangkal tenggorok ke pangkal tengorok, yang didalamnya trdapat pita suara. Supaya udara bisa terus keluar, pita suara itu harus berada dalam posisi terbuka.setelah melalui pita suara, yang merupakan jalan satu-satunyauntuk bisa keluar entah melalui rongga mulut atau rongga hidung, udara tadi diteruskan ke udara bebas.

3.      Tulisan Fonetik
Ada beberapa macam system tulisan dan ajaan dalam studi linguistic, di antaranya tulasan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan fonemis,dan system aksara tertentu (seperti aksara latin dan, dan sebagainya) untuk ejaan ortografi.

4.      Klasafikasi bunyi
Bunyi bahasa di bedakan atas vokal dan konsonan.
Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Pita suara yang terbuka sedikit ini menjadi bergetar ketika dilalui arus udara yang dipompakan dari paru-paru bunyi fokal, semuanya adalah bersuara, sebab dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit.
Bunyi konsonan terjadi, setelah arus  udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar,di teruskan ke rongga mulut atau rongga hidung dengan mendapat hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu. Bunyi konsonan ada yang bersuara ada yang tidak; yang bersuara terjadi apabila pita suara terbuka sedikit, dan yang tidak bersuara apabila pita suara terbuka agak lebar.

a)      Klasaifikasi vocal
Bunyi vocal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut.
Posisi lidah bisa bersifat vertical dan horizontal. Secara vertical dibedakan menjadi vocal tinggi, vocal tengah, dan vocal rendah. Secara horizontal dibedakan menjadi vocal depan, vocal pusat, dan  vocal belakang.
Berdasarkan bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vocal tak bundar. Disubut vocal bundar karena bentuk mulut menbundarketika mengucapkan vocal itu. Disebut vocal tak bundar karena bentuk muluk tidak membundar,melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vocal tersebut.

b) Diftong atau vocal rangkap
Disebut diftong atau vocal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi inipada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Diftong dibedakan berdasarkan letak atau posisi unsure-unsurnya,sehingga dibedakan adanya diftong naik dan diftong turun. Disebut diftong naik karena bunyi pertama posisinya lebih rendah dari posisi bunyi yang kedua. Disebut diftong turun karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari posisi bunyi kedua.

   c). klasifikasi konsonan
Konsonan dibedakan berdasarkan posisi pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi.
- berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan bunyi tidak bersuara.
- berdasarkan artikulasi, dibedakan menjadi:
1. bilabial yaitu konsonan terjadi pada kedua belah bibir.
2. labiodental yaitu konsonan terjadi pada gigi bawah dan bibir atas.
3. laminoalveolar yaitu konsonan terjadi pada daun lidah yang menempel pada gusi.
4. dorsovelar yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak.
- berdasarkan cara artikulasinya dibedakan menjdai konsonan hambat (plosif), geseran (frikatif), paduan, sengauan (nasal), getaran (trill), sampingan (lateral) serta hampiran (aproksiman).
5.      Unsur Suprasegmental
            Arus ujaran merupakan suatu runtunan bunyi yang sambung-bersambung terus-menerus diselang-seling dengan jeda singkat atau jeda agak singkat, disertai dengan keras lembut bunyi, tinggi rendah bunyi, dan sebagainya.

·         Tekanan atau stress
Tekanan menyangkut masalah keras lunaknya suara.Bunyi yang diucapkan dengan arus udara kuat akan dihasilkan tekanan yang keras, begitu juga sebaliknya
·         Nada atau pitch
Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. Suatu bunyi yang diucapkan dengan frekuensi getaran tinggi akan dihasilkan nada tinggi, begitu juga sebaliknya.
·         Jeda atau persendian
Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar. Persendian dibedakan menjadi:
- sendi dalam yang menunjuk batas antara satu silabel denagn silabel lain
- sendi luar yang menunjuk batas lebih besar dari segmen silabel yang terdiri atas jeda antarkata dalam frase, jeda antar frase dalam klausa serta jeda antarkalimat dalam wacana.

6.      Silabel      
    Silabel yaitu satuan ritmis terkecil dalam arus ujaran atau runtutan bunyi. Satu silabel meliputi satu vokal atau satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Bunyi silabis atau puncak kenyaringan juga terdiri pada sebuah vokal. Bunyi yang sekaligus dapat menjadi aset dan koda pada dua buah silabel yang berurutan disebut interlude. Sedangkan pengertian onset yaitu bunyi pertama pada sebuah silabel dan koda yaitu bunyi akhir pada sebuah silabel.

b. fonemik
fonemik berasal dari bahasa inggris phonemics, dalam bahasa Indonesia artinya ilmu yang mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Fonemik menyelidiki bunyi bahasa tertentu, mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata-kata tertentu. Fonemik sebagai cabang fonologi menganalisis sinkronis tertentu. Objek penelitian fonemik adalah fonem, yaitu bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata.

1.      Identifikasi fonem
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kata harus mencari sebuah satuan bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkannya dengan bahasa lain yang mirip dengan bahasa yang pertama.bila ternyata dua bahasa itu berbeda maknanya maka bunyi tersebut adalah fonem, karena diaber fungsi membedakan kedua makna bahasa tersebut.

2.      Alofon
Adalah jenis-jenis fonem. Alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kesamaan fonetis. Artiny, banyak mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Tentang distribusinya, mungkin bersifat komplementer , mungkin bersifat bebas.
Disribusi komplementer  atau saling melengkapi adalah distribusi yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan meskipun dipertukarkan juga tidak akan menimbulkan perubahan makna.
Distribusi bebas adalah bahwa alofon-alofon itu boleh digunakan tanpa persyaratan lingkungan bunyi tertentu.

3.      Klasifikasi fonem
Kreteria dan prosedur klasifikasi fonem sebenarnya sama dengan cara klasifikasi bunyi . Bedanya bila bunyi vocal dan konsonan itu banyak sekali, maka fonem vocal dan konsonan agak terbatas, sebab hanya bunyi yang dapat membedakan makna saja yang dapat menjadi fonem.

4.      Khasanah fonem
Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Jumlah fonem yang dimiliki suatu bahasa tidaklah sama dengan bahasa lain.

5.      Perubahan fonem
Fonem dapat dibedakan sebab sangat tergantung pada lingkunganya, atau pada fonem-fonem lain yang berada di sekitarnya. Kasus perubahan itu sebgai berikut:

              a. Asamilasi dan desimilasi
Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai cirri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya.

               b. Netralisasi dan arkifonen
Pelafalan kedua kata yang dieja berbeda itu menjadi sama merupakan suatu hasil   penetralan.  Apabila dalam linguistik, perubahan itu disebut arkifonem.



                  c. Umlaut, Ablaut, dan Harmoni Vocal
Umlaut barasal dari bahasa Jerman, dalam studi fonologi umlaut artinya perubahan vocal sedemikian rupa sehingga vokal itu di ubah menjadi vocal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vocal yang berikutnya yang tinggi.
Ablaut adalah perubahan vocal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa indo Jerman untuk menandai serbagia gramatikal.
Harmoni vocal berasal dari bahasa Turki, dalam bahasa Turki harmoni vocal itu berlangsung dari kiri ke kanan,atau dari silabel yang mendahului kea rah silabel yang menyusul. Sebaliknya, ada pula harmoni vocal dari kanan ke kiri.

                  d.  Kontraksi
Dalam percakapan yang cepat atau dalam situasi informal seringkali penutur menyingkat atau memperpendek ujaranya. Dalam pemendekan seperti ini, yang dapat berupa hilangnya sebuah fonem atau lebih,ada yang berupa kontraksi.
 
                  e.  Metatesis dan epentesis
proses metatesis bukan mengubah bentuk fonem menjadi fonem yang lain, melainkan mengubah arutan fonem yang terdapat dalam suatu kata.

6.      Fonen dan gramatikal
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang fungsional atau dapat membedakan makna kata. Untuk menetapkan sebuah bunyi berstatus sebagai fonem atau bukan harus dicari pasangan manimalnya, berupa dua kata yang mirip, yang memiliki satu bunyi yang berbeda,sedang yang lain sama.




DAFTAR RUJUKAN

Tim Dosen. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah: Makalah, Skripsi, Thesis, Disertasi. Malang: FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.
Cakrabuana’s Weblog. 2008. http// Resume Linguistik Umum. (Diakses 6 januari 2012).