Sabtu, 21 Maret 2015

Puisi



Aktor kehidupan
Aku hanya seorang aktor yang memerankan naskah
Yang ditulis sang sutradara penguasa drama hidup-mati
Terkadang,  terlalu naif menghadapi panggung sandiwara
Menipu diri dalam berbagai setting kehidupan
Ada kalanya memutar balik alur peristiwa
Sebab menjadi alasan, alasan menjadi sebab
            Pernahku bertanya arti hadirku dalam dunia yang fana
            Karena terkadang aku pelakon yang berperan ganda sebagai penonton
            Kadang menjadi pengkritik dan dikritik
            Tapi itu hal biasa, sebab aku tegaskan sekali lagi
            Aku hanya seorang aktor kehidupan




Masih adakah arti sumpah itu?
Terkadang aku selalu bertanya
Masih adakah arti sumpah itu?
Ya, sumpah yang selalu terkenang ketika akhir oktober
Sumpah sebagai tanda perjuangan pemuda
Tapi, itu bagiku hanya jejak lalu
Lihatlah sekarang, sumpah itu bukan hal yang dianggap keramat
Hanya sebatas catatan yang dikenang ketika akhir oktober
Tak ada lagi yang menganggap sebagai perjuangan
Kalau sudah begitu, masih adakah arti sumpah itu?
Jika kemarin sumpah adalah hal yang sakral
Tapi sekarang sumpah hanya permainan mulut bagi tiap insan
Tanyakan saja pada jutaan pemuda masa kini
Masih ingatkah mereka lirik sumpah itu?
Masih ingatkah mereka kapan sumpah itu?
Mereka menjawab terbata-bata antara benar dan salah
Antara ingat dan tidak ingat, dan suatu saat akan lebur bersama waktu.