MASTERING YOUR STAGE
(TEKNIK MENGUASAI PANGGUNG)
Teknik Menguasai Panggung
Setiap
orang sesederhana apapun perannya dalam kehidupan sehari-hari memiliki
panggungnya masing-masing. Dalam arti luas panggung bisa diibaratkan suatu
situasi atau kondisi yang ada di sekililing kita yang memberikan pengaruh pada
diri kita di mana sedikit banyak kita juga ikut mempengaruhi dan mewarnai
situasi dan kondisi tersebut.
- Meningkatkan
Karisma Pribadi
Untuk
menguasai panggung, karisma pribadi mutlak harus dimiliki seorang pembicara.
Dengan karisma yang tinggi, pembicara mampu memberikan pengaruh luar biasa pada
seluruh panggung sehingga hadirin mampu menyerap setiap informasi dan
memberikan respon positif sesuai target yang ingin dicapai.
Seseorang
bisa memiliki karisma yang tinggi apabila dapat memenuhi salah satu atau
beberapa persyaratan sebagai berikut:
a.
Kecerdasan
Tingkat
kecerdasan seseorang bisa dinilai dari cara orang tersebut bicara dan
menyampaikan pendapat. Karena itu, biasakan selalu mengungkapkan gagasan dan
ide-ide cerdas sehinggan hadirin dengan sendirinya akan memberikan apresiasi
yang tinggi pada kita. Banyak membaca adalah salah satu kunci untuk meningkatkan
kcerdasan kita.
b. Kedewasaan
Sosial
Untuk
meningkatkan karisma yang tinngi, cobalah bergaul dengan lingkungan bisnis atau
lingkungan sosial yang terhormat. Terbiasa mengikuti seminar, konferensi atau
pertemuan yang dihadiri kalangan tingkat tinggi dengan begitu akan bisa
membantu meningkatkan kedewasaan sosial. Dengan mengikuti aktivitas-aktivitas
sosial yang baik, maka perilaku, cara bicara dan gaya keseharian kita, termasuk
cara berpakian akan mengikuti tingkatan sosial dari aktivitas tersebut.
c. Kedewasaan
Emosional
Kedewasaan
emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan perasaannya. Kemampuan
emosional dicirikan dengan kemampuan kita menerima kririk serta stabilitas
perasaan kita saat menghadapi situasi-situasi yang tidak menyenagkan. Kedewsaan
emosional perlu dilatih. Sehingga saat kita menghadapi situasi panggung yang
tidak menyanangkan, kita akan bisa mengontrol diri kita dan mencari solusi
terbaik untuk mengatasi situasi tersebut.
d. Kepercayaan
Diri
Seorang
pembicara harus mampu menjadi dirinya sendiri dan merasa nyaman atas dirinya.
Kenyamanan diri ini bisa diartikan juga sebagai kepercayaan diri yang tinggi.
Kita bisa memiliki karisma bila kita yakin dan percaya dengan kemampuan diri
sendiri.
e. Kemampuan
Membangun Relationship
Seorang
pembicara sangat menghargai kebutuhannya untuk bekerja dengan orang lain dan
sangat respek terhadap orang lain secra individual. Mereka cenderung
menggunakan kemampuan komunikasinya untuk mengembangkan perasaan untuk
kerjasama saling menguntungkan dan dukungan terhadap orang lain. Keahlian
membangun relasi dengan semua golongan dan tingkatan akan meningkatkan karisma
seorang pembicara.
f.
Keahlian Komunikasi
Dengan
mempelajari semua keahlian komunikasi dan melatihnya secara konsisiten akan
membantu meningkatkan karisma pribadi saat berhadapan dengan hadirin.
g. Motivasi
dan Semangat
Pembicara
adalah pemimpin panggung. Oleh karenanya dia harus memiliki motivasi dan
semangat yang tinggi dan menyalurkannya pada hadirin. Bila kita bersemangat,
kata-kata kita menjadi lantang dan body
language kita panuh energi. Dengan sendirinya karisma dalam diri kita akan
muncul.
h. Integriras
dan Kejujuran
Seorang
pembicara harus mampu membangun hubungan saling percaya antar dirinyan dan
hadirin melalui tindakan yang benar. Dia juga harus memperlihatkan
konsistensinya yang tinggi dan kejujuran adalah kombinasi efektif dalm
membangun karisma pribadi.
i.
Empati dan Respek
Jadikan
empati atau respek pada orang lain sebagai kekuatan kita dalm pergaulan dan
komunikasi sehari-hari. Dengan begitu karisma pribadi dapat terbentuk seiring
dengan tingginya penilaian dan penghargaan orang lain terhadap kepribadian
kita.
- Membangun Kreadibilitas
Seorang Pembicara
Kreadibilitas
bisa diibaratkan suatu prestasi. Prestasi yang dibangun di mana setiap aspek
dalam diri kita merupakan teladan bagi orang lain.
Kreadibilitas tidak bisa muncul
dalam waktu yang singkat. Kreadibilitas dibangun dalam jangka waktu yang
panjang. Hal tersebut karena kreadibilitas berkaitan dengan kepercayaan orang
terhadap kita. Kreadibilitas harus tetap dijaga dan terus ditingkatkan sehingga
kepercayaan orang pada kita semakin tinggi.
Syarat utama membangun kreadibilitas
di mata lawan bicara adalah sebagai berikut:
a.
Tunjukkan bahwa kita orang yang
konsisten. Konsistensi adalah hal yang paling
utama dal menunjukkan kreadibilitas. Orang tidak akan pernah memprcayai orang
lain yang tidak memiliki prinsip, perilaku atau karakter yang berubah-ubah.
b. Bersikaplah
jujur di setiap situasi. Peganglah kata-kata
seperti mempertahankan nyawa. Sekali berkata, itulah yang harus dilakukan.
Sebab kebohongan adalah angin paling berbahaya yang bisa menghancurkan bangunan
kepercayaan orang.
c. Bangunlah
kreadibiitas dengan menjaga citra, sikap, perilaku, dan gaya berpakaian. Tunjukkaan
bahwa kita pembicara yang kompoten dan bisa dipercaya. Cara berdiri, berjabat
tangan, berbusana, bahkan cara kita tersenyum akan menunjukkan seberap tinggi
kreadibilitas kita.
d. Jadilah
pembicara yang memiliki dan mempertahankan prinsip.
Memegang prinsip adalah kunci untuk menghindarkan kita dari kesalahan yang
fatal. Mungkin orang menganggap kita keras kepala dan kuno karena terlalu
memegang prinsip. Tetapi prinsip itulah yang sesungguhnya membuat orang percaya
pada kita.
e.
Berbicaralah apa adanya.
Jangan ragu-ragu mengakui kekurangan diri dan meminta maaf. Orang yang mau
mengakui kekurangan diri, berbicara apa adanya, dan tidak segan-segan meminta
maaf apabila terjadi keslahan yang disebabkannya, akan menjadi orang yang
istimewa di hadapan siapa saja. Itu aka menjadi suatu bekal paling utama dalam
membangun sebuah kepercayaan.
- Meningkatkan
Kemampuan Persuasif
Kemampuan
persuasif (power of persuasion)
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain agar
mengikuti ide, gagasan, dan pendapat yang ingin disampaikannya. Kekuatan
persuasif merupakan syarat mutlak bagi seorang pembicara untuk mampu menguasai
panggung hadirin.
Prinsip-prinsip dasar yang perlu
dipahami dan dikuasai agar mampu membujuk atau mempengaruhi hadirin adalah:
a. Hadirin
atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka berpikir kita
memilliki kedudukan, status atau pendidikan yang lebih tinggi dibanding mereka.
b. Hadirin
atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi apabila mereka melihat ada imbalan
atau keuntungan yang mereka dapatkan dari apa yang kita bicarakan.
c. Hadirin
atau lawan bicara bisa dibujuk dan dipengaruhi kalau mereka menganggap kita
memahami dan mau mengerti pemikiran dan kondisi mereka.
MENGUASAI PANGGUNG
DALAM BERAGAM SITUASI
Seorang
pembicara harus mampu menyelesaikan diri dalam beragam situasi. Tidak hanya
dalam forum formal tetapi juga dalm lingkungan informal. Lingkungan tersebut
termasuk di lingkungan, lingkungan bisnis seperti meeting atau konferensi, lingkungan sosial informal maupun
lingkungan umum.
1.
Menguasai
Panggung di Lingkungan Pekerjaan
Di
lingkungan seperti ini, seorang pembicara harus mampu membedakan bagaimana cara
berkomunikasi dengan atasan, teman sejawat, dan dengan bawahan.
Beberapa tips penguasaan panggung yang
bisa kita terapkan dalam lingkungan kerja adalah:
a.
Lakukan
komunikasi secara singkat dan jelas to the point pada apa yang ingin
disampaikan. Komunikasi yang kurang jelas dan
bertela-tela akan menyebabkan inti permasalahan yang ingin kita sampaikan menjadi
kabur.
b.
Hargailah
lawan bicara kita. Perlakukan atasan, rekan maupun
bawahan dengan hormat dan sopan sehingga komunikasi kita bisa berjalan lancar.
c.
Tempatkan
diri pada posisi lawan bicara. Upayakan agar kita
berkomunikasi sejalan dengan cara berpikir mereka.
d.
Batasi
komunikasi agar tidak terlalu formal. Jangan membahas
hal-hal sensitif yang mungkin akan menyinggung rekan kerja.
e.
Cara
tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh atasan, rekan, maupun bawahan.
Bicarakan topik-topik yang mereka sukai. Kalau teman kita suka sepak bola,
tidak ada salahnya membahas sepak bola terlebin dahulu sebelum nerkomunikasi,
dsb.
2.
Menguasai
Panggung di Lingkungan Bisnis Formal
Di
lingkunaga bisnis, kemampuan public
speaking telah menjadi persyaratan mutlak. Pertemuan-pertemuan seperti
meeting, seminar, workshop,
konferensi dan sebagainya telah menjadi hal yang bersifat umum diadakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
saat berada di lingkungan bisnis formal adalah:
a. Perhatikan
penampilan. Hal ini akan membantu meningkatkan
gambaran diri di mata rekan bisnis.
b.
Bersosialisasi
sebelum acara formal dimulai. Ini akan membantu
mencairkan suasana apalagi kalau kita menjadi salah satu pembicara dalam acara
tersebut.
c. Persiapkan
segala sesuatunya dengan detail. Selalu siap dengan
jawaban, apapun pertanyaannya. Karena itu kuasailah materi persentasi agar
benar-benar muncul sebagai sosok yang lebih profesional.
d.
Jangan
pernah tergantung pada teknologi. Persiapkan segala
sesuatunya dan bersiaplah untuk hal terburuk. Gangguan peralatan jangan sampai
membuat presentaasi menajadi terganggu.
3.
Menguasai
Panggung di Lingkungan Bisnis Semi-Formal
Beberapa
perusahaan sudah banyak yang menggunakan coctail
party sebagai bentuk semi informal. Jadi sebagai pembicara, kita pun harus
mempersiapkan diri untuk suasana-suasana seperti ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
saat mengikuti pertemuan semi informal adalah:
a. Hindari
pakaian terlalu formal sebab nanti akan terlihat kaku.
b. Berbicara
dengan cara yang lebih rileks.
c. Bila
perlu, ikutilah bincang-bincang dalam elompok kecil yang dapat membantu untuk networking.
d. Perhatiakan
sikap, bicaralah dengan suara yang pantas dan tempo yang tepat.
e. Belajarlah
menjadi pendengar yang baik. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Simak dan
bersabarlah di saat orang lain berbicara. Dengan begitu orang akan merasa
dihargai dan memberikan “nilai” yang baik pada kita.
f. Bila
sedang minum, upayakan selalu memegang gelas minuman di tangan kiri sehingga
tangan kanan bisa bebas bersalaman dengan siapapun.
g. Jangan
bicara sambil makan. Kunyah dulu makanan sampai habis baru bicara. Kalau memang
merasa lapar, cari tempat yang kosong di mana kita tidak terganggu saat
menghabiskan makanan.
h. Biasakan
bersalaman dengan genggaman erat untuk kondisi yang akrab.
4.
Menguasai
Panggung di Lingkungan Sosial
Sebagai
mahluk sosial, seringkali kita diharuskan mengikuti acara-acara yang bersifat
informal dari mulai undangan makan malam, reuni, ulang tahun, sampai pertemuan
keluarga. Semua itu membutuhkan penguasaan panggung yang tepat. Apalagi bila
ternyata dalam pertemuan tersebut banyak orang yang belum kita kenal.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat
mengikuti pertemuan sosial adalah:
a. Pilih
pakaian yang semi-formal dan sesuaikan dengan forum yang akan kita hadiri.
b. Dengan
sikap yang baik lakukan percakapan ringan.
c. Jangan
ragu untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
d. Banyak
tersenyum pada orang-orang di sekeliling kita. Ingat senyum adalh pembuka yang
efektif dalam sebuah percakapan.
e. Buat
percakapan yang seimbang antara menceritakan tentang diri sendiri dengan
mendengarkan atau memberikan reaksi kepada lawan bicara.
f. Fokus
pada lawan bicara. Jangan sambil melihat-lihat jam atau memainkan telepon
seluler apalagi melihat orang-orang lain yang ada di ruangan tersebut. ini akan
membuat lawan bicara kehilangan minat terhadap pembicara.
5.
Menguasai
Panggung di Lingkungan Umum
Di
lingkungan umum seperti stasiun kereta, halte bis, supermarket, dan sebagainya,
diperlukan cara penguasaan panggung tersendiri. Beberapa tips untuk berada di
lingkungan umum adalah:
a. Hindari
untuk menyentuh orang yang tidak di kenal.
b. Jangan
menanyakan atau membicarakan hal-hal yang bersifat terlalu pribadi sebelum
mengenal betul siapa yang kita ajak bicara.
c. Dengan
orang yang asing. Tidak perlu memperkenalkan diri sama sekali kecuali bila
diajak bicara.
d. Perhatikan
lawan bicara, penampilan maupun gaya bicaranya. Pikirkanlah apakah akan bermanfaat
melakukan pembicaraan dengannya. Bila tidak, tidak perlu menanggapi terlalu
jauh.
e. Jangan
pernah mempercayai apapun ayng dikatakan orang asing. Lakukan pengecekan dengan
saksama terhadap perkataannya. Apabila terbukti benar, kita bisa berkomunkasi
lebih lanjut.
TEKNIK MENGUASAI
PANGGUNG DI LINGKUNGAN PRESENTASI
Saat
presentasi, seorang pembicara dituntut untuk mampu menguasai panggung. Dalam
presentasi formal, panggung bisa diartikan ruangan atau tempat kita presentasi
yang meliputi hadirin, tata letak ruangan termasuk pendukung.
1.
Penguasaan
Suara
Salah
satu inti presentasi adalah suara. Suara kiat harus mampu “menaklukkan” seluruh
hadirin yang hadir.
Suara pembicara yang keras dan lantang
akan sangat mempengaruhi keberhailan dalam menguasai panggung.
Jadi untuk menguasai panggung melalui
suara, hal yang harus diperhatikan adalah:
· Periksa
apakah suara kita etrdengar cukup jelas
sampai ke ujung ruangan. Kalau tidak, cek kembali pengeras suara dan pastikan
suara yang kita keluarkan terdengar jelas.
· Bila
sura tidak mampu meliputi seluruh ruangan atau etrdengar kurang jelas, maka
saat presentasi kita bisa berdiri di tengah-tengah ruangan atau berjalan ke
depan dan ke belakang sehingga suara bisa di dengar oleh seluruh hadirin.
· Berikan
satu dua pertanyaan pada hadirirn yang ada di belakang untuk memastikan seluruh
hadirin tetap memperhatikan presentasi. Kalau perlu libatkan seluruh hadirin ke
dalam aktivitas bersama seperti games atau
simulasi.
· Gunakan
musik sebagai alat untuk menguasai panggung. Memperdengarkan lagu yang energik
di sela-sela presentasi akan meredam suara obrolan atau gangguan dari luar
sehingga hadirin akan tetap fokus pada kita.
2.
Penguasaan
Ruang
Seluruh
ruangan adalah panggung kita. Jangan pernah menganggap bahwa panggung tempat kita
berdiri hanyalah di bagian depan ruangan saja. Ini akan membatasi gerak langkah
kita saat presentasi. Pastikan seluruh ruangan berada dalam jangkauan kaki
kita.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalm penguasaan ruang:
a. Camkan
bahwa ruang presentasi adalah mili kita di mana kita bebas untuk bergerak ke
manapun untuk menjadikan presentasi kita lebih dinamis.
b. Kuasailah
ruang. Jangan hanyaa berdiri di satu sisi atau di satu sudut ruangan saja.
Pindahlah ke sisi yang lain. Jadikan seluruh ruangan sebagai tempat kita
bereksplorasi.
c. Ingatlah
bahwa hadirin memiliki keterbatasan pandangan untuk melihat pembicara (apalagi
jika hadirinnya cukup banyak). Jadi pastikan saat presentasi kita tampil di
semua sudut yang memungkinkan seluruh hadirin melihat kita.
d. Tempatkan
peralatan, misalnya screen/layar
presentasi kita, pada sudut pandang yang paling leluasa untuk dilihat hadirin.
e. Hampirilah
hadirin yang ada di sudut. Ajak bersalaman dan berdialog dengan memberikan satu
dua pertanyaan ringan mengenai materi.
f. Walaupun
bisa bergerak bebas, kita tetap harus mengontrol perpindahan diri. Jangan
terlalu sering berpindah-pindah karena bisa menyebabkan hadirin pusing dan
tidak fokus pada materi.
g. Hindari
terlalu lama menjelaskan materi di belakang ruangan atau di balik punggung
hadirin sebab hadirin tidak fokus karena tidak bisa melihat kita.
h. Bila
memungkinkan aturlah tempat duduk hadirin sedemikian rupa sehingga pergerakan
bisa lebih bebas.
3.
Eye Contact
Seperti
kita ketahui, kontak mata sangat penting agar seluruh hadirin bisa fokus pada
pembicara.
Kontak mata penting untuk menjaga agar
hadirin merasa diperhatikan oleh si pembicara. Kontak mat juga akan membuat
hadirin merasa dilibatkan dalam presentasi kita.
Selain untuk menguasai ruang, kontak
mata juga bisa membantu kita mengidentifikasi hadirin kita.
Berikut ini tips yang bisa kita lakukan
untuk menjaga kontak mata:
a. Saat
bicara anggap sajasedang menatap ruangan sesuai putaran jarum jam.
b. Saat
sedang menatap salah satu sudut, jangan menatap seluruh hadirin di sudut
tersebut secara keseluruhan. Tatap saja peserta yang dianggap mewakili sudut
tersebut.
c. Jangan
menatap putaran terlalu cepat. Berikan jeda untuk setiap kontak mata.
d. Bila
sungkan menatap langsung ke mata hadirin, tetap saja apa yang ada di belakang
hadirin. Untuk jarak yang cukup jauh (lebih dari menatap dia atau menatap apa
yang ada di belakangnya. Jadi walaupun kita menatap ke belakang hadirin,
hadirin tetap akan menganggap kita sedang menatapnya.
e. Tetaplah
peserta satu-persatu seolah-olah kita sedang menjelaskan materi kita hanya pada
dia di mana hanya ada kita dan dia di ruangan tersebut ini akan memberikan
sentuhan personal yang kuat.
Daftar Pustaka
Sriewijono,
Alexander, dkk. 2009. TALK-inc. Points
(Kekuatan Mental, Keterampilan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi
Pembicara Profesional). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.